DPRD Tunggu Gebrakan Bupati Tangani Covid-19

DPRD Tunggu Gebrakan Bupati Tangani Covid-19

radartasik.com, TAROGONG KIDUL — Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan signifikan. Penyebaran virus corona juga terjadi di setiap kecamatan.


Melihat kondisi itu, DPRD Kabupaten Garut meminta Pemkab Garut dalam hal ini Bupati Garut H Rudy Gunawan membuat gebrakan dalam menanggulangi penyebaran Covid-19. “Bupati Garut dan Satgas Covid-19 harus membuat gebrakan dan langkah-langkah besar supaya penyebaran Covid di Garut ini tidak terus meluas,” ujar Wakil Ketua Komisi 4 dprd Garut Karnoto SKep, MSi kepada wartawan, Selasa (22/6/2021).

Karnoto menerangkan gebrakan besar dari pemimpin daerah perlu dilakukan, mengingat kasus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut sangat mengkhawatirkan. “Jika sebelumnya jumlah kasus Covid-19 di Garut rata-rata per hari hanya dalam hitungan jari, namun belakang ini justru ratusan kasus bahkan tembus 1.000 kasus dalam tiga hari terakhir ini,” ujarnya.

Menurut dia, banyak pihak menuding mudik Lebaran dan momen wisata awal meledaknya angka penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut. Bukan hanya itu, melonjaknya angka kasus positif Covid-19 juga dinilai bentuk kelalaian dan kelengahan banyak pihak.

“Kebijakan yang tidak jelas, Satgas Covid yang tidak tegas dan sikap masyarakat yang lalai dan tidak patuh terhadap protokol kesehatan, ini membuat penyebaran Covid-19 naik,” ujarnya.

Karnoto menerangkan pada gelombang pertama, Satgas Covid-19 sudah efektif melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangannya, sehingga kasus kematian pasien Covid-19 minim dan masyarakat yang terpapar juga sedikit. “Bahkan ruangan-ruangan isolasi dan rumah sakit darurat sempat dibubarkan, karena angka penularannya rendah,” ujarnya.

Karnoto melihat kesalahan terbesar sehingga kasus positif kembali meningkat saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dimulai. Awal vaksinasi, semua konsentrasi tenaga kesehatan (nakes) pada proses penyuntikan.

Satgas Covid-19 juga tidak lagi melakukan tracing, testing dan treatmen terhadap kemungkinan terjadinya kasus Covid baru. “Waktu itu, semua berasumsi Covid-19 akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan selesainya proses vaksinasi. Namun realitas justru sebaliknya, proses vaksinasi belum seberapa, masyarakat sudah tidak lagi peduli dengan protokol kesehatan. Disitulah ledakan penularan Covid terjadi yang diperparah dengan tidak efektifnya kerja vaksin terhadap banyaknya varian Covid-19. Terbukti dengan banyaknya orang yang sudah divaksin namun masih tertular Covid 19,” terangnya.

Karnoto menyarankan dalam menanggulangi Covid-19 ini harus bersama-sama, antara aparat, masyarakat dan pemerintah daerah. “Setiap aparat dan masyarakat harus memiliki sense of crisis dan berada pada frekuensi yang sama, yakni satu gerak, satu langkah dan satu pemikiran, karena kita sedang menghadapi musuh yang sama yaitu Covid-19,” jelas Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Garut ini.

Selain itu, kata dia, langkah-langkah awal yang sudah dilakukan yakni penyekatan, pengetatan kegiatan masyarakat serta edukasi masyarakat harus kembali digerakkan. Bukan hanya itu, pemberian efek jera kepada pelanggar protokol kesehatan.

“Jika pemberian efek jera ini dilakukan serta edukasi masyarakat terkait kondisi saat ini penyebaran Covid-19 terus disampaikan kepada masyarakat dan pengetatan prokes terus dijalankan, Insya Allah kasus bisa turun,” paparnya.

Karnoto menambahkan jika Satgas Covid-19 dan Pemkab Garut menjalankan berbagai terobosan dalam penanggulangan Covid-19, maka DPRD akan mendukung. “Pemerintah daerah ini telah memiliki payung hukum untuk berimprovisasi melakukan penanggulangan Covid-19 hingga lengkap mekanisme refocusing penganggarannya. Kalau tindakannya jelas DPRD pasti mendukung,” paparnya. (yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: