Tak Dapat Insentif, Urungkan Rencana
Sabtu 17-07-2021,15:30 WIB
Reporter:
syindi|
Editor:
radartasik.com, TASIK - Perwakilan 217 guru madrasah yang tidak masuk data penerima Tunjangan Insentif Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (TI GBPNS) 2021 dari Kementerian Agama RI merasakan kecewa.
Sebab, mereka sudah merencanakan ketika mendapatkan insentif tersebut, untuk digunakan membantu orang tua, keperluan rumah tangga dan membangun rumah.
Guru MTs Jidris Assalam Upi Luthfiah Resnasari SHum merasa kecewa setelah mendapatkan informasi tidak masuk dalam daftar penerima TI GBPNS 2021 dari Kementerian Agama RI.
“Padahal rencananya insentif dengan besaran Rp 250.000 perbulan selama satu tahun itu akan digunakan keperluan sehari-hari, memberi orang tua dan keponakan yang sedang di pondok pesantren,” kata Upi yang mengajar Mata Pelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Jumat (16/7/2021).
Untuk itu, dia pun berharap masih ada kesempatan untuk masuk dalam daftar penerima TI GBPNS 2021. “Berharap ketika Pengurus Daerah Perkumpulan Guru Madrasah (DPD -PGM) Indonesia Kota Tasikmalaya mengusahakan ada hasil,” ujarnya.
Kalau dihitung-hitung, kata ia, upah dari guru madrasah yang honorer masih minim, dengan mendapatkan Rp 300.000 hingga Rp 400.000 perbulannya. Namun dia pun mensyukuri nikmat tersebut, sehingga berharap mendapatkan keberkahan.
“Dari insentif lah saya bisa membantu kebutuhan orang tua. Kalau dari honor madrasah cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Dia pun mempertanyakan kriteria guru yang mendapatkan TI GBPNS 2021 dari Kemenag Pusat. Padahal Upi melaksanakan pengabdian dari 2017 hingga sekarang, idealnya bisa menerima insentif tersebut dari tahun 2019 dan 2020.
“Heran tidak mendapatkan insentif tahun ini, karena tidak jelas kriterianya. Sehingga bingung, padahal 2 tahun terakhir mendapatkannya (TI GBPNS, Red),” ujarnya.
Senada, Guru MTs Swasta Nur Ilahi Nosa Anggia SPd yang mengajar IPS merasa kaget tahun ini tidak tervalidasi sebagai penerima TI GBPNS 2021.
“Berharap mendapatkan insentif untuk keperluan mencukupi kebutuhan rumah tangga,” katanya.
Jika mendapatkan insentif tersebut, kata ia, akan digunakan untuk menabung dan untuk keperluan kedua anaknya hingga urusan dapur.
“Seperti yang dialami saya saat kedua kalinya (2019-2020) mendapatkan insentif tersebut. Itu digunakan keperluan rumah tangga dan anak-anak,” ujar Nosa yang mengajar sejak 2016 itu.
Tetapi, saat di posisi seperti ini, dia pun mencoba ikhlas. “Memang rezeki ada yang mengatur, oleh karenanya berharap dan berdoa ada perubahan data,” katanya.
Guru MI Tarbiyyatul Ummah Asep Tohir SPdI juga meminta kebijaksanaan dari Kemenag Pusat agar guru yang belum mendapatkan TI GBPNS 2021 bisa mendapatkan kesempatan.
“Karena ada rencana awal dengan istri ingin membeli bahan bangunan untuk membeli semen, pasir dan lainnya,” ujarnya yang juga menjadi operator Simpatika di madrasah.
Biasanya, ia menerima insentif tersebut. Mulai dari 2010, SK di MI Tarbiyatul Ummah, kemudian mendapatkan pertama TI GBPNS pada 2011. Pada 2014 sempat berhenti sementara, untuk melanjutkan S1.
“Bersyukur 2015 saya sudah lulus S1, kemudian diajukan Simpatika kembali. Pada tahun yang sama cair nominal Rp 3 juta,” katanya.
Ia pun berharap pemerintah ikut andil dan lebih memperhatikan terutama kepada guru-guru madrasah honorer. Apalagi yang masih GBPNS harus mendapatkan kesejahteraan yang layak. “Bayangkan saja gaji honorer sudah kecil dan masa tunjangan GBPNS tidak dapat juga,” ujarnya.
(riz)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: