Danbrigif Galuh Rahayu Apresiasi UAV DID 3.11, Katanya ini Lompatan Besar Karya Anak Bangsa
Suasana uji coba drone UAV DID 3.11 BloS di Bandara Nusawiru Kabupaten Pangandaran, Jumat 25 Juli 2025. istimewa for radartasik.com--
PANGANDARAN, RADARTASIK.COM - Komandan Brigade Infanteri 13/Galuh Rahayu/1 Kostrad, Letkol Inf Roihan Hidayatullah, S.Sos., M.Tr. (Han), mengapresiasi kehadiran teknologi drone tanpa awak buatan dalam negeri, UAV DID 3.11 BLoS.
Namun demikian, ia juga menyoroti sejumlah kendala teknis yang perlu disempurnakan untuk mendukung efektivitas di lapangan.
Uji coba UAV DID 3.11 BLoS berlangsung di Bandara Nusawiru, Kabupaten Pangandaran, Jumat 25 Juli 2025, disaksikan langsung oleh Letkol Roihan dan Marsda TNI Andi Wijaya dari Puslaiklambangja AU.
Dalam uji coba tersebut, UAV buatan PT LEN Industri itu menunjukkan kemampuan luar biasa, mulai dari operasi jarak jauh dengan koneksi Satcom Ka-Band, ketahanan terbang hingga 16 jam nonstop, hingga mendukung beban (payload) 80 kilogram.
BACA JUGA:Layanan Jamkesda Dihentikan Sementara, Warga Tasikmalaya Tak Mampu Kesulitan Akses Berobat
UAV ini juga dilengkapi sistem navigasi otomatis dan sensor EO/IR untuk misi siang dan malam.
Letkol Roihan menyebut pengembangan UAV ini sebagai lompatan besar dalam dunia militer.
"Ini inovasi luar biasa dari anak bangsa, sangat strategis untuk memperkuat pertahanan dan menjaga kedaulatan NKRI," ujarnya.
Namun di sisi lain, ia juga menyoroti sejumlah kendala teknis.
BACA JUGA:Realme 15 Pro Hadirkan Tiga Kamera 50MP dan AI Edit Canggih
Di antaranya, UAV ini tetap membutuhkan landasan keras sepanjang 400 meter, yang dinilai tidak fleksibel untuk operasi di medan terbatas seperti hutan atau pegunungan.
Selain itu, Ground Control Station (GCS) milik UAV ini dinilai kurang mobile karena membutuhkan daya listrik 16 kVA dan berdimensi besar seukuran kontainer 20 kaki dengan bobot hampir 4 ton.
Penggunaan mesin berbahan bakar gasoline juga berpotensi menyulitkan operasional di lapangan karena bergantung pada pasokan logistik dan menimbulkan kebisingan yang tinggi.
Catatan lainnya adalah waktu perakitan (unboxing dan assembly) yang memakan waktu hingga dua jam, serta kualitas visual kamera yang buram saat diuji di ketinggian maksimum meskipun dalam kondisi cuaca baik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: