PKB Kota Tasikmalaya Desak Salah Satu Televisi Nasional Minta Maaf, Tayangannya Lecehkan Dunia Pesantren
Ketua DPC PKB Kota Tasikmalaya, H Wahid. istimewa for radartasik.com --
BACA JUGA:Persib Asah Taktik Hadapi PSBS Biak, Fokus Rebut Tiga Poin di Sleman
“Kalau urusan cara berjalan atau bersikap di hadapan kiai, itu bagian dari etika dan tata krama. Jadi bukan paksaan, tapi pelajaran tentang sopan santun dan penghormatan,” tegasnya.
Ia menambahkan, pesantren selama ini telah menjadi lembaga pendidikan yang berperan penting dalam membentuk generasi berilmu dan berakhlak.
“Pendidikan di pesantren tidak hanya mengandalkan kajian kitab kuning, tetapi juga membentuk karakter, moral, dan spiritualitas santri. Itulah yang membuat pesantren tetap diminati masyarakat hingga saat ini,” jelasnya.
Oleh karena itu, Wahid mendesak pihak Trans7 agar segera meminta maaf secara terbuka kepada publik dan pihak pesantren.
BACA JUGA:OJK Bangun Ekosistem Integritas Nasional, Gandeng Kampus dan Pemerintah Daerah
“Trans7 harus mengakui kesalahannya dan memberikan klarifikasi yang menyejukkan, agar masyarakat tidak salah paham terhadap sistem pendidikan pesantren,” tegasnya.
Ia juga berharap agar stasiun televisi tersebut bisa menayangkan konten yang bersifat edukatif, bukan provokatif.
“Media punya tanggung jawab moral untuk ikut menjaga kerukunan dan menghormati lembaga-lembaga pendidikan, terutama pesantren yang menjadi benteng moral bangsa,” lanjutnya.
Terkait kemungkinan adanya aksi protes dari kalangan pesantren dan masyarakat, Wahid menyebut saat ini gelombang reaksi sudah mulai muncul dari berbagai daerah.
BACA JUGA:Tadi Malam Cape Verde Ukir Sejarah, Ini Daftar 22 Negara Lolos ke Piala Dunia 2026
“Kami dari PKB ikut mendorong aspirasi masyarakat pesantren, namun masih dalam tahap koordinasi. Prinsipnya, kami ingin persoalan ini diselesaikan secara bijak. Tapi kami juga tengah melakukan koordinasi soal itu (aksi),” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: