Pemkot Tasikmalaya Dorong Batik Jadi Gaya Hidup Generasi Muda
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra. rezza rizaldi / radartasik.com--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Pemerintah Kota TASIKMALAYA mendorong batik tidak hanya dipandang sebagai busana seremonial, melainkan bagian dari gaya hidup yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra mengatakan, batik memiliki nilai strategis karena memadukan identitas budaya dengan potensi ekonomi.
Ia menegaskan, pelestarian batik harus berjalan seiring dengan upaya memperluas pasar dan meningkatkan daya tariknya bagi generasi muda.
“Batik adalah identitas bangsa sekaligus aset ekonomi. Kalau kita bangga memakainya, pasar akan semakin luas, bahkan hingga ke dunia internasional,” ujarnya, Kamis 2 Oktober 2025.
BACA JUGA:Capaian Imunisasi Zero Dose di Tasikmalaya Baru 64 Persen, Target Harus Tuntas Akhir Oktober
Menurutnya, semangat masyarakat Indonesia dalam mencintai batik sudah menular ke mancanegara.
Fenomena itu, kata dia, mirip dengan bagaimana ramen Jepang populer di Indonesia karena kecintaan warganya.
Meski begitu, Diky mengingatkan adanya tantangan dari tren fashion modern hingga persaingan dengan batik cetak mesin.
Karena itu, Pemkot Tasikmalaya ingin mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menjadikan batik sebagai pilihan busana sehari-hari.
BACA JUGA:Tiga Kali Keracunan MBG di Tasikmalaya, Wabup Wajibkan Dapur Miliki Sertifikat SLHS dan HACCP
“Kalau batik hanya dipakai di acara resmi, lama-lama bisa ditinggalkan. Tapi jika dipakai sehari-hari, budaya ini akan terus hidup dan ekonomi masyarakat pengrajin pun ikut berkembang,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pemkot Tasikmalaya berkomitmen menguatkan ekosistem batik, termasuk mendukung para pengrajin lokal agar bisa bersaing di pasar yang lebih luas.
“Melalui batik, kita bukan hanya menjaga budaya, tapi juga membangkitkan ekonomi dan menumbuhkan kebanggaan nasional,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: