Dibalik Tragedi Dua Pelajar di Curug Sula Tasikmalaya, Tersimpan Pesona Alam Indah tapi Berbahaya

Dibalik Tragedi Dua Pelajar di Curug Sula Tasikmalaya, Tersimpan Pesona Alam Indah tapi Berbahaya

Kolase keindahan Curug Sula di Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya. istimewa for radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Tragedi tenggelamnya dua pelajar di aliran Sungai Leuwibeber, Blok Curug Sula, Kampung Binong, Desa Cukangjayaguna, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten TASIKMALAYA, Sabtu 6 September 2025, menyisakan duka mendalam.

Di balik kisah pilu itu, Curug Sula menyimpan pesona alam yang jarang terjamah publik.

Camat Sodonghilir, Uu Saeful Uyun, menjelaskan Curug Sula bukanlah destinasi wisata resmi, melainkan lokasi yang biasa digunakan warga sekitar untuk memancing.

“Curug Sula itu hanya tempat mancing warga, bukan tempat wisata. Lokasinya belum dikelola, jadi yang datang pun kebanyakan penduduk sekitar,” ujarnya, Senin 8 September 2025.

BACA JUGA:Permintaan BSI Cicil Emas Melonjak saat Harga Emas Melesat

Untuk menuju lokasi, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 20 menit melewati kebun dan persawahan. 

Jalur setapak yang dilalui cukup menantang, namun menawarkan pemandangan pedesaan yang asri. 

Setibanya di Curug Sula, air terjun setinggi sekitar 50 meter menyambut dengan debit air yang deras, terutama saat musim hujan.

“Aliran airnya deras, kemarin bahkan lebih besar dari biasanya. Kalau ada yang nekat berenang di bawah curug, bisa langsung tertarik ke dasar,” tambah Uu.

BACA JUGA:Pemkab Tasikmalaya Perpanjang MoU dengan Kejari untuk Pendampingan Hukum RPJMD

Keindahan Curug Sula kian menawan dengan tebing-tebing batu hitam di sekelilingnya. 

Namun, batu yang dilapisi lumut dan lumpur membuat permukaan licin dan rawan menyebabkan pengunjung terpeleset.

Suryadi (45), warga setempat, mengatakan Curug Sula lebih sering dimanfaatkan untuk memancing dan duduk santai melepas penat.

“Kalau dikelola dengan baik, Curug Sula bisa jadi objek wisata menarik. Tapi sekarang masih bahaya, apalagi buat anak-anak. Banyak batu licin dan arus deras, jadi kami hanya duduk di pinggir,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait