BWP yang Mangkrak dan Gamblung

BWP yang Mangkrak dan Gamblung

radartasik.com, Sepi, kotor, rusak. Kondisi Banjar Water Park (BWP) saat ini. Rumput ilalang meninggi, besi wahana berkarat, beberapa kolam renang kotor serta dipenuhi lumut dan berlumpur.


Beberapa bangunan yang ada terbengkalai. Pintu gerbangnya rapat. Digembok menggunakan teralis besi.

Padahal BWP menjadi ikon kebanggaan warga Kota Banjar. Tapi itu duhulu, tahun 2009, pasca dibangun kemudian diresmikan untuk umum.

Anggarannya tak sedikit. Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar menggelontorkan sekitar Rp 27 miliar dari APBD untuk membangun wahana di lahan 3,5 hektare itu. “Fantastis, namun miris,” kata tokoh pemuda Kota Banjar Andi Maulana SH, Senin (13/9/2021).

Andi salah satu warga Banjar yang 'ngidam' BWP kembali dibuka. Ia rindu mengajak keluarga kecilnya berwisata air di tempat yang terjangkau. Tak harus jauh-jauh ke Kota Tasikmalaya. Apalagi kini pandemi, akses terbatas.

“Setiap akhir pekan biasanya liburan. Tidak harus jauh yang penting ada tempat yang cukup untuk membuat anak-anak bermain. Cukup di Banjar. Mudah-mudahan ada keajaiban BWP bisa beroperasi lagi,” ucap Andi berharap wahana milik pemerintah itu kembali siuman.

Sejauh ini, Pemkot Banjar telah memutar otak. Mengajak investor menghidupkan kembali BWP. Kerjasama sudah terjalin sejak 2019. Namun upaya itu belum membuahkan hasil. “Gara-gara pandemi Covid-19 renovasi belum bisa dilaksanakan, bahkan pegawai yang ada sekitar 15 orang pun kini sudah diberhentikan,” kata Direktur BWP, Dadan Suhendar.

Menurut Dadan, butuh sekitar Rp 5 miliar untuk merevitalisasi lokasi BWP. “Sekitar Rp 5 miliar, bisa bagus lagi,” ucapnya.

Pemkot tegas. Direktur BWP Dadan Duhendar kini diberi waktu tiga bulan. Ia mendapat mandat untuk mempertegas langkah investor selaku pihak ketiga yang akan mengelola BWP. “Kami beri waktu tiga bulan, BWP harus beroperasi tidak boleh mengkrak terus,” kata Sekda Kota Banjar Ade Setiana.

Bertahan Satu Dekade

21 Februari 2010, saat itu Herman Sutrisno masih menjadi Wali Kota Banjar meresmikan Banjar Water Park. Suami dari Ade Uu Sukaesih (Wali Kota Banjar saat ini, Red) membuka secara resmi wahana bermain yang cukup ekstrem kala itu.

Sejak dibangun, BWP sudah memiliki wahana boomerang, superbowl dan flying fox. Bahkan saat itu, dua wahana pertama diklaim hanya terdapat di Kota Banjar dan Bali.

Awal dibuka, BWP begitu memesona. Karena terdapat kolam renang prestasi yang sudah berstandar nasional dan dilengkapi fasilitas untuk loncat indah. “Kini tinggal kenangan. Kapan BWP seperti dulu lagi,” ujar Budi Nugraha, Ketua HMI Kota Banjar.

Wakil DPRD Banjar Tri Pamuji Rudianto mengatakan pemkot harus segera menyelamatkan aset BWP. Nilai Rp 27 miliar bukan anggaran yang sedikit. “Itu uang rakyat, dibangun dari uang rakyat. Untuk rakyat,” kata Tri di ruang kerjanya.

Ia miris melihat video kondisi BWP saat ini. Tri ingin wahana itu segera bermanfaat bagi masyarakat. “Jika kita pikir dengan kondisinya saat ini, BWP hanya wahana yang tidak menghasilkan apa-apa. Hanya jadi masalah saja,” ucapnya tegas.

Menurut Tri, BWP gagal dalam perencanaan. Plan bisnis dari awal tidak komprehensif, terutama dari sisi pengelolaan.

“Kesalahan ini di awal perencanaan. Perencanaan awalnya tidak matang. Hanya bertahan 8 sampai 10 tahun, dengan anggaran yang sudah dikeluarkan sekitar Rp 27 miliar. Sungguh miris dan ironis,” kata Tri.

Wakil rakyat lainnya dari Fraksi PKS Cecep Dani Sufyan bahkan tak setuju jika BWP minta dibiayai lagi dari APBD. “Saya akan menjadi orang pertama yang tidak setuju BPW dianggarkan lagi dari APBD. Jangan meminta lagi ke APBD. Hanya akan memberatkan beban belanja daerah,” katanya.

Wali Kota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih awalnya optimis. Dengan hadirnya investor sebagai pihak ketiga pengelola pada 2019 silam, BWP akan hidup. Namun, tak hidup-hidup sampai sekarang. Padahal harapan ada di tangan investor. (cep)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: