Waduh...20 Warga Digigit Ular, Satu Meninggal

Selasa 15-06-2021,11:22 WIB
Reporter : Tiko

RADARTASIK.COM,, SUKABUMI - Ular gibuk atau tanah meneror warga Bojongsoka, Desa Limusnunggal, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Bahkan korban digigit ular mencapai sekitar 20 orang. Satu di antaranya meninggal dunia dan seorang cacat.

Warga korban digigit ular rata-rata enggan berobat ke rumah sakit lantaran biaya untuk membeli serum anti-bisa ular dinilai cukup mahal. Sehingga, mereka memilih berobat ke pawang ular di wilayahnya.

Korban terakhir digigit ular, Amir (41) mengatakan dirinya digigit ular pada Kamis (3/6) lalu. Saat itu, dia tengah memotong rumput di rumah milik tokoh masyarakat Kampung Bojongsoka Maman Surachman. Tiba-tiba saat rumput itu hendak dipindahkan, tangannya digigit ular.

“Lagi bersihin rumput di kebun. Awalnya saya kira terkena duri, ternyata ketika dilihat ada bekas gigitan ular. Saya langsung bergegas ke rumah pawang ular dan balik lagi mencari ular, namun sudah tidak ada,” kata Amir dilansir dari Radar Sukabumi, Minggu (13/6). Tak lama kemudian, tangan Amir mengalami bengkak dan dibawa oleh adik pemilik rumah, Edi Mulyana (61) ke Rumah Sakit Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

“Empat jari tangan saya bengkak. Ada rasa pegal-pegal dan langsung dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di sana, langsung diperiksa, cek lab darah dulu, kemudian diberi infusan dan dua vial sabu,” ucap Amir. Dia menyebut sudah banyak korban warga di kampungnya. Terutama petani yang digigit ular. Bahkan satu orang ustaz bernama Surya meninggal dunia karena tidak sempat dibawa ke rumah sakit.

“Setahun ini kurang lebih ada 20 orang (digigit ular). Satu orang meninggal dunia, satu lagi cacat. Sekarang sudah agak mendingan, meski masih ada rasa pegal atau kebas di bagian tangan bekas gigitan ular,” ujar Amir.

Sementara itu, adik pemilik rumah Edi Mulyana (61) mengatakan karyawannya itu digigit ular sekitar pukul 11:00 WIB. Lalu dia membawanya ke pawang ular dan rumah sakit. Saat di rumah sakit, Edi mengaku diminta untuk membeli dua vial sabu dengan nilai yang terbilang cukup mahal.

“Pegawai rumah sakit itu bilang kalau yang langsung ke pihak rumah sakit tetap harus bayar Rp2,2 juta (untuk dua vial). Kata dia ini di saya ada satu, teman saya ada satu jadi dua. Cuma saat itu belum memberikan harga, ketika mau pulang baru dia kasih harga asalnya dua vial itu Rp2 juta,” katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait