RADARTASIK.COM, TAMANSARI — Persoalan ekonomi di tengah pandemi Covid-19, mendorong sejumlah pihak berupaya membangkitkan geliat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tujuannya, agar lebih berdaya saing. Seperti yang dilakukan Tokoh Ulama Tasikmalaya KH Wawan Nawawi membina warung-warung kecil supaya lebih berkembang.
Sebagai partner Leu Mart di wilayah Tasikmalaya, KH Wawan memfasilitasi gudang logistik dalam mendistribusikan produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan harga kompetitif. Didrop ke warung-warung kecil binaannya, supaya bisa bersaing di tengah kompetisi dengan toko maupun pasar modern.
Pihaknya melihat, sejatinya potensi entrepreneurship masyarakat ketika dibina dan dimenej dengan profesional bisa berkembang pesat. Tidak hanya tetap menjadi pedagang kecil, yang stagnan tanpa adanya peningkatan baik dari sisi permodalan, komoditas yang dijual dan lain sebagainya.
“Kita lihat selama ini umat di bawah usaha begitu-begitu saja, yang kaya terus saja makin kaya, pedagang kecil ya stagnan di posisinya,” tutur dia.
Ia menganalisa sejatinya warung kecil butuh pembinaan, modal, pendampingan dan kedisiplinan serius. Supaya, bagaimana yang semula hanya modal Rp 1 juta bisa terus meningkat dan semakin menuju modern, berkembang sesuai zaman.
“Diharapkan dengan kami hadir di sini pedagang warungan kecil, bersih dari pinjaman riba. Tinggal bagaimana amanah, jujur, tekun, kerja keras dan ulet,” harap KH Wawan.
Plt Ketua Baznas Kota Tasikmalaya itu menjelaskan, saat ini di wilayah Tasikmalaya baru 517 warung yang ia bina. Diharapkan dalam dua sampai tiga bulan ke depan, menjelang Grand Opening Cabang Tasikmalaya bisa berangsur naik dan kesejahteraan pedagang kecil meningkat.
KH Wawan menambahkan menjadi bagian dari binaan Leu Mart tidaklah berat, syaratnya cukup jujur, amanah dan siap bekerja keras. Tanpa perlu adanya jaminan, tidak perlu ada rekomendasi RT/RW, kelurahan apalagi dinas.
“Bahkan yang perlu bantuan kami akan modali, misal Rp 1 juta berupa barang kebutuhan sehari-hari masyarakat dengan harga kompetitif. Pengembalian tidak ada kelebihan untuk kami, bisa sampai 10 bulan maksimalnya,” kata KH Wawan.
“Barang kami drop ke lokasi warung, nanti saat berjalan kita tidak lepas pendampingan, kalau pun ada persoalan kita silaturahmi dan musyawarah dengan adab dagang ala Islami,” sambungnya. (igi)