radartasik.com, BANTARKALONG - Sudah enam bulan lamanya masyarakat Ciranini Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, terisolir.
Warga tak bisa mengakses jalan yang menghubungkan Desa Pamijahan dan Desa Wangunsari, tepatnya di Kampung Ciranini, akibat bencana longsor.
Salah seorang warga Desa Wangunsari, Karom mengatakan, jika pemerintah dinilai lamban dalam menangani kejadian luar biasa ini.
Padahal, sepengetahuannya, ini masuk pada kondisi kegawatdaruratan.
"Saya mendapatkan keluhan dari warga setempat bahwa putusnya akses jalan utama ini mengakibatkan lumpuhnya roda perekonomian dan terganggunya kegiatan belajar mengajar anak-anak karena kehilangan akses jalan menuju sekolah," ujarnya saat dihubungi Radar melalui sambungan telepon, Jum'at (11/6/21).
Karom menyebutkan, masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas pembangunan.
Bahkan biaya material pembangunan menjadi mahal. Yang tadinya harga pasir Rp1.700.000, namun karena putusnya akses jalan tersebut menjadi Rp2.200.000 per truk engkel.
Hal itu dikarenakan, tidak sampainya mobil pengangkut material seperti truk ke lokasi dikarenakan tanjakannya cukup ekstrim.
Dengan demikian, tepaksa harus diangkut dengan tenaga manual manusia. Itu pun dengan perjuangan yang sangat menyulitkan, karena akses jalan yang tak memadai.
"Kami sudah melakukan upaya gotong royong dengan menggerakkan warga dan pemuda sampai patungan untuk membuat akses jalan. Alhamdulillah ada tapi sangat tidak memadai. Sudah berapa puluh kali masyarakat yang lewat, lalu jatuh dari motor di lokasi tersebut," ucapnya.
Karom menambahkan, sementara ini warga menggunakan askses jalan bawah Babakan Bongas sebagai jalur alternatif.
Sambil menunggu adanya perbaikan jalan di Kampung Cicandra Desa Pamijahan.
Padahal, kata dia, jalur yang terkena longsor saat ini sangat efektif untuk menuju ke wilayah kota.
"Saya minta kepada Pemerintah Desa Pamijahan agar segera menanganinya. Pasalnya yang terdampak adalah warga Desa Wangunsari. Kami ingin jalan tersebut bisa dilalui seperti biasanya. Tidak seperti saat ini, yang terpaksa menggunakan jalur alternatif. Itu pun untuk kendaraan roda dua saja, tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat," keluhnya.
Sementara itu, Sekdes Sukawangun, Eris membantah adanya warganya yang terisolir.
Pasalnya ada akses jalan dari kedusunan Bongas, hanya saja belum bisa dilewati oleh kendaraan roda empat.
Kategori :