RADARTASIK.COM, TASIK - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya melalui Program Sosial Bank Indonesia menyerahkan bantuan kepada dua kelompok tani di Cigalontang yakni kelompok Tani Puspa Rahayu berupa pembanguan gudang produksi, rumah jemur dan peralatan pertanian. Bantuan juga diberikan kepada Kelompok Tani Sri Mukti 1 berupa peralatan pertanian.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat Herawanto mengungkapkan, kegiatan peresmian rumah jemur dan gudang kopi ini wujud nyata dari program dedikasi Bank Indonesia untuk negeri juga kepedulian Bank Indonesia Jawa Barat dalam upaya pengembangan UMKM yang diwujudkan dengan pemenuhan pemberian bantuan sarana tersebut untuk mendukung pengembangan usaha klaster kopi.
Kegiatan ekonomi seperti kopi sangat optimal. Tentunya jika melihat sektor pertanian, ini sektor yang menyediakan lapangan pekerjaan yang terbesa di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 45 persen.
Setelah berkeliling ternyata kopi Cigalontang potensinya luar biasa. “Saya menyampaikan setiap rapat di pusat, bahwa saya punya jagoan kopi di Cigalontang dan mohon dukungan dari berbagai macam pihak. Sekarang ini terealisasi bertemu, setiap saat saya cereweti pimpinan BI karena di Cigalontang memiliki potensi kopi dan terbukti hasil produknya bisa berkualitas ekspor,” kata dia.
Program tersebut guna membangkitkan dan mengembangkan berbagai komoditas dan hasil produksi sektor pertanian khususnya budi daya kopi di Kampung Kiarabongkok Desa Puspamukti Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
“Ini tentunya selaras dengan rekomendasi kami, untuk mendorong pengembangan dari sisi produsen sebagai sektor utama ekonomi di Kabupaten Tasikmalaya. Pengembangan UMKM khususnya yang menghasilkan produk berorientasi ekspor dan sebagai kontributor pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya,” ujarnya.
Kata dia, di tengah pandemi harus selalu waspada. Indonesia termasuk Jawa Barat mengalami kontraksi di kuartal II-2020, yang kemudian secara berangsur kembali ke tren pulih.
Pihaknya terus menggaungkan 5 kunci pemulihan ekonomi, termasuk untuk Kabupaten Tasikmalaya. Pertama membangun positif mindset, menjaga kelangsungan pasar, mendorong sisi produsen agar terus bergerak, mendorong daya beli masyarakat dan digitalisasi ekonomi.
“Jika melihat Tasikmalaya, pangsa perekonomiannya diukur sekitar 1,8 persen dari perekonomian Jawa Barat. Ini angka masih kecil, artinya potensi untuk ditingkatkan itu lebih terbuka. Terlebih di sini merupakan daerah pertanian, lumbung pangan dan berbagai produk kreatif seperti kopi,” ucap dia.
Hal ini, kata ia, yang harus terus didorong. Jadi angka 1,8 persen jangan dianggap sepele, namun ini potensi untuk terus dibesarkan tentunya didorong dengan kebijakan yang tepat.
“Ini potensi luar biasa yang harus digarap bersama. Komoditas unggulan dari sektor pertanian di Kabupaten Tasikmalaya yang berorientasi ekspor, bukan hanya kopi, ada juga manggis dan padi organik. Ini sangat prospektif,” kata dia.
Sekda Kabupaten Tasikmalaya Mohamad Zen mengatakan, Pemda akan berupaya untuk bisa melakukan upaya yang berkelanjutan. Salah satu komoditas yang menjadi prioritas untuk terus didorong pengembangannya, yakni kopi. Perkembangan kopi di 3 tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, saat ini luas kopi arabika 2.905 hektar terbagi dalam tanaman belum menghasilkan 1.533 hektar dan tanaman menghasilkan 1.750 hektar.
Persaingan cukup ketat sehingga butuh strategi untuk menghadapinya. Terutama perlu meningkatkan teknik budidaya, sesuai standar teknik yang telah ditentukan, penerapan teknologi pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil yang maksimal, SDM yang pintar dan kreatif serta kerjasama yang baik dengan semua pihak mulai dari pemerintah, BI, Perhutani dan swasta.
Ia mengucapkan terima kasih kepada BI atas kepeduliannya terhadap pengembangan usaha masyarakat baik sektor perkebunan maupun sektor lainnya. Hal tersebut dapat lebih meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan lebih menyejahterakan para petani. Harapannya, kopi dari Kabupaten Tasikmalaya ini bisa diekspor.
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat Hj Siti Mufattahah mengatakan, di Kabupaten Tasikmalaya diminta untuk membuat satu prodak unggulan yang bisa ekspor. Kebetulan BI fokus terhadap masalah perekonomian, artinya kegiatan ekonomi yang ada di masyarakat menjadi fokus Bank Indonesia.
Pihaknya, kata dia, betul-betul memperhatikan prodak lokal yang bisa ekspor. Ia pun memohon ke kepala desa agar memiliki kebijakan dana desa yang strategis. Jangan melulu infrastruktur jalan, tapi yang paling penting di era ini adalah digitalisasi. Artinya signal harus kuat.
Kategori :