PAMEUNGPEUK - Komandan Kodim 0611/Garut, Letkol CZI Deni Iskandar menyebutkan, penangkapan preman yang sempat membuat keributan di depan Markas Koramil dan Polsek di Kecamatan Pameungpeuk, ternyata disambut baik masyarakat di Garut selatan.
Hal ini karena komplotan preman itu ditenggarai sering meresahkan masyarakat. “Memang sering membuat ulah, meresahkan warga. Jadi warga sangat senang-senang saja, ketika orang ini diamankan,” katanya dalam jumpa pers di MakoAdim Garut, Sabtu (29/05/21).
Ia menegaskan, tindakan yang dilakukan Dad dengan mendatangi Markas Koramil dan mencari anggota TNI untuk diajak berkelahi merupakan tindakan yang tidak bagus. “Intinya perbatan seperti itu tidak bagus. Premanisme,” katanya.
Dia menyampaikan kasus tersebut sudah ditangani Polres Garut, karena persoalan awalnya bertikai dengan seorang warga yang berprofesi sebagai nelayan.
Sedangkan, anggota TNI yang membantu pertikaian mereka juga menjalani pemeriksaan oleh polisi militer.
Koramil Pameungpeuk, kata dia, pada dasarnya tidak terlibat konflik dengan masyarakat, hanya saja terlibat karena membantu melindungi seorang anggota TNI agar tidak menjadi amukan preman di kawasan itu.
“Dad ini mengejar ke Koramil, oleh Babinsa kami di Koramil ditahan tidak bisa masuk,” paparnya.
Kini, Polres Garut mengamankan dua pria yang melakukan penyerangan terhadap markas Koramil dan Polsek di Kecamatan Pameungpeuk.
Selain mengamankan pelaku bernama Dad (49) dan Hen (32), polisi juga mengamankan beberapa senjata tajam yang dibawa para pelaku.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Garut Ipda Muslih Hidayat mengatakan aksi penyerangan komplotan preman itu bermula, dari salah paham antara dua pengendara, yakni Dad (49) dengan seorang nelayan yang baru pulang melaut di Pantai Sayang Heulang, Jumat (28/5/2021) pagi.
Nelayan tersebut menegurnya, namun, Dad, tidak menerimanya dan terjadi percekcokan.
Nelayan tersebut lalu meminta bantuan saudaranya anggota TNI dari Bogor yang sedang cuti.
Kemudian berusaha menyelesaikan masalah percekcokan kedua orang tersebut. Namun, upaya penyelesaian itu gagal. Anggota TNI itu berkelahi dengan Dad.
Anggota polisi yang mengetahui itu berusaha melerai. Tapi justru diserang Dad dengan cara memukul dan membantingnya.
“Keributan berhasil direda, dibubarkan oleh anggota Polsek Pameungpeuk,” kata Muslih kepada wartawan, Sabtu (29/5/2021).
Tidak lama dari kejadian itu, kata dia, Dad bersama teman-temannya mendatangi Markas Koramil Pameungpeuk. Mereka mencari anggota TNI yang sempat berkelahi dengannya.
Namun kedatangan mereka dicegah anggota Koramil Pameungpeuk.
Kategori :