Kim Jong-un Akan Kerahkan Nuklir Jika Negaranya Diprovokasi

Kamis 28-04-2022,06:20 WIB
Reporter : Ahmad Faisal
Editor : Ahmad Faisal

Radartasik.com, Korut, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un telah meningkatkan retorika nuklirnya, ia bersumpah untuk mempercepat pengembangan senjata pemusnah massal negara itu dan menyebarkannya secara ofensif jika "kepentingan mendasar" DPRK dilanggar.

“Kami akan terus mengambil langkah-langkah untuk lebih mengembangkan kekuatan nuklir negara kami dengan secepat mungkin,” kata Kim Jong-un dikutip dari media pemerintah Korea Utara KCNA.

Kim menambahkan bahwa pasukan nuklir Korea Utara harus siap untuk ditempatkan “kapan saja.”

Senjata nuklir negara itu dapat digunakan secara proaktif jika Korea Utara terancam, tutur Kim kepada kerumunan tentara dan penonton  parade militer di Pyongyang.

Parade militer itu menampilkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dapat membawa hulu ledak nuklir ke daratan AS dan roket berbahan bakar padat yang dapat digunakan melawan Korea Selatan atau Jepang.

“Misi mendasar dari kekuatan nuklir kami adalah untuk mencegah perang, tetapi nuklir kami tidak pernah dapat dibatasi pada satu misi pencegahan perang bahkan pada saat situasi yang tidak kami inginkan sama sekali tercipta di tanah ini,” jelas Kim dikutip dari Russian Today.

“Jika ada kekuatan yang mencoba melanggar kepentingan fundamental negara kita, kekuatan nuklir kita harus dengan tegas menyelesaikan misi kedua yang tidak terduga.” Serangan seperti itu akan membuat pasukan musuh mati,” tegasnya.

Komentar Kim muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik – AS dan anggota NATO lainnya dengan Rusia.

Selain itu, transisi kepemimpinan sedang berlangsung di Seoul. Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol dijadwalkan akan menjabat pada 10 Mei dan telah bersumpah untuk mengambil garis keras terhadap Korea Utara, ia menyatakan perlunya “memusnahkan komunisme.”

Pendahulu Yoon, Presiden Moon Jae-in, saling mengirim surat perpisahan dengan Kim bulan ini setelah bertahun-tahun mencoba merundingkan kesepakatan damai dengan Korea Utara.

Kedua Korea secara teknis tetap berperang, karena konflik berdarah mereka pada Juli 1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Korea Utara telah melakukan lebih dari selusin uji coba rudal tahun ini, termasuk peluncuran ICBM terbaru dan terbesarnya bulan lalu Hwasong-17.

Awal bulan ini, Kim mengawasi uji coba sistem senjata berpemandu baru yang diklaim Pyongyang akan meningkatkan kemampuan nuklir taktisnya.

Diketahui AS memiliki sekitar 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan dan 55.000 di Jepang untuk mengawasi Korea Utara.

Kategori :