JAKARTA - Banyak para orang tua yang mulai melatih atau mengarkan anaknya yang bahkan yang masih usia dini untuk berpuasa Ramadan.
Nah, kali ini, dokter spesialis anak, dr. Ayi Dilla Septarini Sp.A dari Universitas Indonesia menganjurkan orang tua untuk mengatur jadwal bermain anak saat Ramadan, agar si buah hati tak kehabisan energi.
Ada empat langkah yang disarankan dia, untuk dilakukan para orang tua agar anak tetap kuat berpuasa.
Pertama, setelah sahur dan salat subuh, si buah hati boleh dibiarkan tidur sejenak, sebelum jadwal sekolah dimulai.
Kedua, usai salat subuh, jangan biarkan anak banyak beraktivitas, jalan dalam jarak jauh atau melakukan olahraga yang bisa menguras tenaga.
"Ketiga, biarkan mereka bermain satu jam sebelum magrib," kata dr Ayi Dilla yang merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu dalam siaran resmi.
Saat anak berlatih puasa ramadan, tubuh mereka mulai menyesuaikan diri terhadap rasa lapar. Orang tua mungkin akan melihat anak-anak merasa lemas dan mengantuk.
Keempat, beri anak waktu untuk tidur siang, namun jangan sampai berlebihan. "Tawarkan anak aktivitas seperti belajar mengaji, membaca buku, mewarnai, atau aktivitas yang menyenangkan lainnya," saran dia.
"Ajari anak berpuasa secara bertahap sesuai umurnya," sambungnya.
Ayi mengatakan, sebetulnya tidak ada patokan baku kapan waktu yang tepat bagi anak untuk berpuasa.
Anak balita pun boleh berpuasa. Hanya saja, sebaiknya seorang anak dapat berpuasa secara bertahap, tidak langsung puasa sampai magrib.
“Pada usia 4 tahun, anak cukup hanya dilatih dengan puasa selama 3-4 jam tanpa makan," katanya.
"Sedangkan, usia 5-7 tahun dikategorikan sebagai usia yang cukup untuk menanamkan pengertian tentang puasa dan makanannya."
"Pada usia ini, anak-anak cenderung sudah mulai berpikir kritis. Inilah masa-masa paling penting dalam kehidupan mereka,” katanya. (age/jpnn)
Kategori :