Berdasarkan catatan BPBD, hanya dalam sehari pada 1 November 2025 tercatat 22 kejadian bencana meliputi rumah roboh, pohon tumbang, banjir, hingga sambaran petir di sejumlah kecamatan.
“Dari sisi topografi, Purbaratu dan Cibeureum itu datar dan terbuka. Sementara Kawalu dan Bungursari masih terlindung bukit dan pepohonan,” ujar Ucu.
Kondisi ini membuat Pemkot Tasikmalaya menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi sejak 25 Juli hingga akhir Desember 2025.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan Pemprov Jawa Barat, yang memperpanjang status siaga hingga April 2026.
BACA JUGA:Persikotas Menang 2-0 di Derbi Tasikmalaya, Puncaki Klasemen Liga 4 Jabar
Jalan Baru kini menjelma menjadi kawasan potensial karena menjadi jalur utama menuju Bandara Wiriadinata dan rencana Tol Getaci.
Namun, pengembangan kawasan ekonomi tersebut tampak belum diiringi perencanaan lingkungan yang matang.
Minimnya pohon pelindung, sistem drainase terbuka, dan bangunan tanpa fondasi kuat menjadikan wilayah ini rentan.
“Kalau konsep ekonomi lebih cepat dari kesiapan infrastruktur dan mitigasi bencana, risikonya seperti ini,” kata Ucu menegaskan.