Kebangkitan Santri Jadi Kekuatan Moral Baru di Kota Tasikmalaya

Senin 20-10-2025,15:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Dari aksi damai di jalan hingga gema semangat di pesantren-pesantren, kebangkitan santri di Kota Tasikmalaya mulai terasa. 

Apa yang awalnya hanya reaksi terhadap tayangan televisi nasional yang dianggap melecehkan hubungan santri dan kiai, kini menjelma menjadi gerakan moral yang lebih besar: mengembalikan marwah pesantren dan mempertegas peran santri di tengah arus modernitas.

Menjelang peringatan Hari Santri 22 Oktober 2025, geliat itu semakin kuat. 

Para santri, ustaz, dan kiai di Tasikmalaya melihat momentum ini bukan sekadar seremoni tahunan, tapi panggilan untuk menunjukkan kembali jati diri Kota Santri.

BACA JUGA:Harapan di Balik Tumpukan Sampah: Potret Petugas Kebersihan di Hari Jadi ke-24 Kota Tasikmalaya

“Insyaallah 22 Oktober ini baru pemanasan. Kami sedang menyiapkan gerakan yang lebih besar dan terarah di bawah bimbingan MUI. Santri bukan hanya pelajar, tapi penjaga moral bangsa,” ujar Wakil Ketua PCNU Kota Tasikmalaya, KH Aceng Mubarok, seusai aksi damai di pusat kota, Rabu 16 Oktober 2025.

Menurutnya, protes para santri beberapa waktu lalu bukan bentuk kemarahan, melainkan cara untuk menegaskan bahwa nilai-nilai pesantren -seperti takdim kepada guru dan ketulusan dalam berkhidmat- tidak boleh direduksi oleh media atau budaya populer. 

“Gerakan ini bukan reaktif, tapi reflektif. Kami ingin mengingatkan, dari pesantrenlah nilai moral dan kebangsaan itu lahir,” tegasnya.

Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, posisi santri kian strategis dalam sistem pendidikan nasional. 

BACA JUGA:3 Link Saldo DANA Gratis dari Aplikasi Penghasil Uang Terbukti Membayar

Negara mengakui pesantren sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia yang tak hanya mengajarkan ilmu, tapi juga membentuk karakter, keikhlasan, dan adab.

KH Aceng menegaskan, santri harus siap menjadi garda moral bangsa. 

“Santri dibentuk untuk hidup dengan iman dan menghidupkan sekitarnya. Kalau pun harus mati, mereka siap, karena hidupnya dijalani dengan niat lillah. Itu yang membedakan santri dari generasi lain,” katanya.

Kini, para santri di Kota Tasikmalaya tengah mempersiapkan serangkaian kegiatan besar untuk memperingati Hari Santri 2025. 

BACA JUGA:Live TV Hari Ini Semen Padang vs Bhayangkara FC: Optimisme Kabau Sirah di Laga Debut Dejan Antonic

Kategori :