Kisah di Balik Warisan yang Pudar, Mantan Pengrajin Kelom Geulis Tasikmalaya Kini Jadi Ojol

Minggu 05-10-2025,20:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi

“Sekarang benar-benar habis. Dulu saya masih punya alat, tapi sudah dijual buat bertahan hidup. Sayang sekali, padahal kelom geulis itu warisan kota ini,” ungkap Yuda.

Menjadi pengemudi ojek online adalah jalan realistis bagi Yuda. Ia tak lagi bergantung pada pesanan yang datang setahun sekali, tapi pada aplikasi yang bisa memberinya penumpang setiap hari. 

“Paling enggak, saya bisa langsung bawa pulang uang buat makan,” ucapnya.

Meski begitu, setiap kali melewati kawasan Gobras, hatinya tetap tergerak. Ada kerinduan yang tak bisa hilang pada aroma kayu, debu ukiran, dan suara pahat yang dulu menandai hari-harinya.

BACA JUGA:Semarak HUT ke-80 TNI di Kota Tasikmalaya, Wujud Sinergi Rakyat dan Prajurit Menjaga Persatuan Bangsa

Kelom geulis bukan hanya produk, tapi identitas budaya Tasikmalaya. Ia mencerminkan keterampilan tangan, keindahan seni ukir, dan filosofi ketekunan masyarakatnya. 

Sayangnya, tanpa dukungan nyata dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, ikon ini perlahan bisa hilang dari peradaban.

“Kalau ada yang mau bantu dorong lagi pelatihan, promosi, atau modal, saya yakin kelom geulis bisa bangkit lagi. Sayang banget kalau sampai punah,” tutur Yuda sebelum menyalakan motornya dan kembali ke jalan.

Di balik perjalanan singkat bersama ojek online sore itu, tersisa renungan panjang. Ketika sebuah warisan seni tergerus zaman, adakah yang mau menyalakan kembali api di dapur-dapur ukir yang mulai padam?

Kategori :