Ia menyebut sosialisasi semacam ini membuat masyarakat paham bahwa menjaga lingkungan dari paham radikal bukan hanya tugas aparat, melainkan tanggung jawab bersama.
“Kami sangat terbantu dengan penjelasan dari Densus 88. Warga jadi lebih paham bagaimana bersikap. Ini penting agar lingkungan kita tetap aman,” ujarnya kepada wartawan.
Tidak berhenti pada teori, tim Densus juga menekankan pentingnya kontra narasi di media sosial, deradikalisasi, dan pembinaan wawasan kebangsaan.
Semua itu dianggap sebagai benteng utama agar masyarakat tidak mudah goyah.
BACA JUGA:Wakil Wali Kota Tasikmalaya Minta Data Kemiskinan Jangan Hanya Angka Statistik
Acara ditutup dengan komitmen bersama memperkuat persatuan dan toleransi di lingkungan masing-masing.
Bagi peserta, pertemuan itu meninggalkan kesan mendalam.
Kehadiran Densus 88 di Indihiang mengingatkan bahwa ancaman radikalisme nyata adanya, dan pertahanan terbaik sesungguhnya berawal dari masyarakat itu sendiri.