Banyaknya perantau menjadi kendala utama dalam meningkatkan angka kehadiran di TPS.
Meski demikian, tingkat partisipasi Kota Tasikmalaya masih menjadi yang tertinggi kedua di Jawa Barat, menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap Pilkada tetap terjaga.
Dalam upayanya meningkatkan partisipasi pemilih, KPU Kota Tasikmalaya telah melakukan berbagai langkah, termasuk sosialisasi intensif hingga ke pelosok desa.
Sosialisasi dilakukan secara masif melalui program roadshow di 10 kecamatan di Kota Tasikmalaya.
BACA JUGA:HEAD TO HEAD Gervane Kastaneer vs David da Silva: 2 Striker Persib Andalan Bojan Hodak
"Kami sudah berusaha maksimal. Sosialisasi dilakukan hingga ke pelosok-pelosok, bahkan kami menggelar sosialisasi akbar di setiap kecamatan. Namun, faktor geografis dan keterbatasan waktu libur menjadi tantangan yang sulit diatasi," jelas Leisa.
Leisa juga menandaskan bahwa sebagian besar warga Kota Tasikmalaya yang merantau bekerja sebagai pedagang di kota-kota besar.
Kondisi ini menyebabkan mereka sulit untuk pulang kampung hanya demi mencoblos.
"Memang alasan mereka yang tidak mencoblos rata-rata karena libur hanya sehari. Hal ini membuat mereka merasa tanggung untuk pulang kampung. Akibatnya, partisipasi pemilih menurun drastis dibandingkan pemilu sebelumnya," tandasnya.
BACA JUGA:Program Bakul Tasik Dilirik Daerah Lain, Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Ajak Kolaborasi Lebih Luas
Meski menghadapi tantangan tersebut, KPU Kota Tasikmalaya tetap optimis bahwa masyarakat akan terus mendukung proses demokrasi di daerahnya.
Penetapan Viman-Diky sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih menjadi penanda penting bagi keberlanjutan pembangunan dan kemajuan Kota Tasikmalaya ke depan.