RADAR TASIK.COM - Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, menjadi sorotan karena selalu menjadi bahan kritikan di dalam negeri, tetapi mendapatkan pujian setinggi langit di luar negeri.
Media Italia, Calciomercato, membahas perbedaan persepsi tentang Inzaghi di Italia dan dunia internasional.
Meskipun Inzaghi berhasil mempertahankan Inter di level tertinggi, baik di kompetisi domestik maupun Eropa, ia sering kali menerima kritik tajam di negaranya sendiri.
Kritik tersebut meliputi anggapan bahwa ia adalah pelatih yang “sederhana,” kurang berani, dan bahkan tidak kompeten.
Hal ini diutarakan oleh beberapa analis seperti Arrigo Sacchi dan mantan pemain Antonio Cassano.
Dalam editorial La Gazzetta dello Sport, Arrigo Sacchi menyebut Inzaghi sebagai pelatih “sederhana.”
Sementara itu, Cassano baru-baru ini merendahkan Inzaghi dengan menyebutnya sebagai pippa, istilah slang Italia yang berarti seseorang yang tidak kompeten atau tidak berbakat dalam suatu bidang.
Namun, pandangan internasional terhadap Inzaghi sangat berbeda. Tokoh-tokoh seperti Pep Guardiola, Cesc Fabregas, dan Toni Kroos memberikan pujian tinggi terhadap gaya kepelatihannya serta hasil yang dicapainya.
Mereka menganggap Inzaghi sebagai salah satu pelatih terbaik di Eropa, yang mampu memimpin timnya dengan profesionalisme, efisiensi, dan adaptasi terhadap perubahan.
Bahkan, pelatih Como, Cesc Fabregas, mengungkapkan kekagumannya dan berharap dapat belajar langsung dari Inzaghi.
“Saya tidak sabar untuk berbicara dengannya selama lima menit setelah wawancara ini. Saya masih seorang pelatih muda, tetapi saya percaya bahwa Inzaghi adalah salah satu pelatih terbaik di Eropa, dan berbicara dengan orang nomor satu memungkinkan saya untuk berkembang,” kata Fabregas usai timnya dikalahkan Inter 2-0 di San Siro.
Pujian juga datang dari pemain internasional lainnya, seperti Ousmane Dembélé dan Toni Kroos.
“Inter adalah tim yang sangat kuat. Jika Anda bermain melawan mereka, Anda tahu bahwa pertandingan sulit menanti Anda,” ujar Dembélé.
Sementara itu, Kroos mengatakan, “Jika saya bermain lagi, saya akan melihat diri saya berada di Inter.”