RADARTASIK.COM - Ketika berbicara tentang ketenangan hidup, banyak orang langsung membayangkan harta berlimpah, pekerjaan mapan, atau kesuksesan duniawi lainnya.
Namun, melalui salah satu kajian Gus Baha, kita diajak melihat perspektif yang berbeda dan menggugah kesadaran.
Gus Baha menyampaikan rumus hidup yang tenang dan nyaman dengan sederhana: "Hidup menyaksikan Allah, mati menyaksikan Allah, itu nyaman."
Ungkapan ini bukan sekadar kata-kata indah, tetapi pengingat bahwa ketenangan sejati hanya bisa diraih jika kita menjadikan Allah sebagai pusat dari segala hal dalam hidup.
Gus Baha menyoroti bagaimana banyak orang keliru menempatkan tujuan hidup mereka. Mereka terlalu fokus mengejar hal-hal duniawi seperti kekayaan atau jabatan tanpa memikirkan nilai spiritual di baliknya.
Akibatnya, mereka menganggap ketenangan hidup tergantung pada hal-hal materi.
"Jangan bilang begitu, PSK juga bilang begitu, copet juga bilang begitu. Kamu kira yang ingin bahagia kiyai saja? Kamu kira yang ingin uangnya banyak kiyai saja?" ujar Gus Baha.
Pesan ini menyadarkan kita bahwa keinginan akan kebahagiaan dan kenyamanan adalah sifat dasar manusia, apa pun status sosial atau profesinya.
Namun, mengejar kekayaan semata tidak boleh menjadi tujuan hidup utama. Sebab, jika orientasi hidup hanya soal uang, apa bedanya dengan seorang pencopet yang bekerja dengan alasan serupa?
Gus Baha menekankan pentingnya memiliki prinsip hidup yang benar. Misalnya, ketika seorang kyai berdakwah, niatnya seharusnya tidak hanya untuk penghargaan materi, tetapi lebih dari itu.
"Kiyai ditanya, kok sering dakwah, kenapa? Ya repot lah, kalau jawabnya seperti tadi. Tapi kalau jawabnya, dakwah menyebarkan Islam, aku tidak dibayar tidak apa-apa. Baik berarti," tambah Gus Baha.
Pesan ini mengajak kita untuk merenungkan motif di balik setiap tindakan kita. Apakah pekerjaan, pembelajaran, atau kebaikan yang kita lakukan hanya demi duniawi, ataukah ada niat mendekatkan diri kepada Allah?
Gus Baha menjelaskan bahwa kenyamanan hidup sejati bukan berasal dari pencapaian materi, tetapi dari kesadaran akan Allah. Kajian beliau tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengarahkan umat untuk memahami tujuan hidup yang benar.
"Ini penting saya utarakan, makanya saya itu mau ngajar ngaji, di antaranya itu," tegas Gus Baha.
Melalui pesan Gus Baha, kita diajak untuk tidak terjebak dalam kesempitan pandangan duniawi. Hidup yang nyaman adalah hidup yang menjadikan Allah sebagai pusat dari setiap langkah.