RADAR TASIK.COM – Pelatih Lazio, Marco Baroni, mengakui bahwa timnya kehilangan bentuk permainan dan menyerah secara emosional setelah dipermalukan oleh Inter Milan.
Lazio secara mengejutkan kalah telak 0-6 dari Inter setelah sebelumnya memetik kemenangan aatas Napoli dan Ajax di Eropa dalam laga penutup giornata ke-16 Serie A di Stadion Olimpico, dini hari tadi.
Dalam wawancara dengan DAZN seusai pertandingan, Baroni enggan membahas insiden penalti yang membuat Inter unggul terlebih dahulu melalui eksekusi Hakan Calhanoglu.
Ia mengaku kecewa dengan performa tim dan menegaskan bahwa dirinya bertanggung jawab atas kekalahan memalukan ini.
“Saya ingin berbicara tentang pertandingan, bukan insiden (mengacu pada penalti yang membuka skor, red). Saya kecewa untuk tim dan para penggemar. Saya bertanggung jawab atas kekalahan ini. Kami bermain baik selama 40 menit, tetapi itu tidak cukup,” ujar Baroni, dikutip dari Calciomercato.
Baroni menyoroti bagaimana timnya kehilangan kendali dan ruang permainan, yang akhirnya dimanfaatkan dengan baik oleh Inter.
Selain itu, ia menyesalkan timnya yang menyerah secara emosional setelah gol ketiga yang dicetak oleh Denzel Dumfries.
“Tim kehilangan bentuk dan menyerah secara emosional. Saya tidak berhasil mengelola situasi ini dari sudut pandang emosional. Saya sudah berbicara kepada tim, sekarang kami harus segera bangkit,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa Lazio memberikan terlalu banyak ruang bagi Inter untuk mengembangkan permainan dan mencetak gol dengan mudah.
“Hal seperti ini tidak boleh terjadi. Saya bisa saja membahas momen-momen kurang beruntung, termasuk gol ketiga, tapi faktanya kami kehilangan bentuk permainan. Ini mengecewakan, terutama karena kami kalah secara emosional,” jelas Baroni.
Baroni kemudian menguraikan bagaimana timnya gagal menjaga jarak antar lini, yang membuat Inter dengan mudah mencuri bola dan melancarkan serangan balik berbahaya.
“Ketika kami bermain dengan pemain ofensif di antara lini, tim mampu menciptakan peluang berharga, dan kami telah membuktikannya sebelumnya," ungkapnya.
"Namun, ada sedikit kelelahan kali ini. Kami tidak bisa kehilangan jarak seperti itu, apalagi melawan tim yang tahu cara mencuri bola dan menyerang balik dengan cepat,” paparnya.
Ia menutup wawancara dengan mengakui bahwa masalah ini bukan soal formasi, melainkan koordinasi dan disiplin taktik di lapangan.
“Bukan soal 4-3-3 atau 4-2-3-1. Kami terlalu panjang dan terlalu lebar. Ini adalah hal yang harus diperbaiki segera,” pungkasnya.