RADARTASIK.COM - Melly Goeslaw, anggota Komisi X DPR RI sekaligus tokoh seni terkenal di tanah air, menyampaikan kritik terkait kebijakan yang kurang mendukung film seni di bioskop.
Melly menyoroti durasi tayang film seni yang cenderung singkat, lebih cepat turun layar dibandingkan dengan film genre lain seperti film horor.
Kritikan ini disampaikannya saat mendampingi tim film "Women From Rote Island" dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pernyataan ini mewakili keresahan banyak sineas yang merasa karya seni mereka kurang diapresiasi oleh jaringan bioskop, di mana lebih memprioritaskan film dengan potensi pendapatan tinggi.
Melly berharap pemerintah bisa mendorong pengelola bioskop untuk memberikan ruang serta waktu yang lebih lama bagi film seni, sehingga bisa menjangkau audiens yang lebih luas.
Menurutnya, film-film seperti ini memiliki potensi besar untuk mengedukasi masyarakat dan memperkaya budaya perfilman nasional.
Langkah ini dianggap penting untuk membangun apresiasi masyarakat terhadap karya seni dalam perfilman.
Selain memberikan kritik, Melly juga menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif kementerian yang berencana menayangkan ulang film "Women From Rote Island" pada awal Desember 2024.
BACA JUGA:PT Surveyor Indonesia Buka Lowongan Kerja Baru, Simak Persyaratan 7 Posisi Ditawarkan
Sebelumnya, film ini hanya mendapat 28 layar, kebanyakan di bioskop kecil dengan penonton terbatas.
Dalam pernyataannya, Melly juga membandingkan kebijakan perfilman Indonesia dengan India, yang memberikan prioritas pada film lokal berkualitas dibandingkan film impor.
Pernyataan Melly Goeslaw ini menjadi seruan penting bagi pemerintah, pembuat film, dan pengelola bioskop untuk lebih mendukung pertumbuhan perfilman Indonesia, terutama bagi film-film seni yang berkualitas.
Dengan kolaborasi yang erat, industri perfilman lokal dapat semakin berkembang, memberikan ruang yang layak bagi karya-karya yang mengangkat nilai budaya dan seni Indonesia.