Martin (23) mengungkapkan bahwa meskipun beberapa calon dikenalnya dari baliho, penempatan yang tidak tepat membuat baliho kurang bermanfaat.
Sementara itu Wildan (22), mahasiswa Unsil, menilai penggunaan baliho kurang relevan di era teknologi ini. "Kampanye seharusnya memanfaatkan media sosial, bukan lagi baliho," ucapnya.
Bawaslu pun belum bisa bertindak terhadap baliho yang dipasang sembarangan karena belum ada penetapan resmi calon.
Martin menambahkan bahwa baliho di tempat khusus masih bisa diterima, tetapi penempatan di tembok dan tiang listrik mengurangi estetika kota.