Penambahan Kasus Baru Stunting di Kota Tasikmalaya: Intervensi Semakin Kompleks

Rabu 07-08-2024,14:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya melaporkan kenaikan 1,3 persen dalam angka stunting, yang diduga berasal dari kasus baru. 

Meskipun program intervensi penanganan stunting semakin kompleks, upaya tersebut dinilai telah menunjukkan efektivitas.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, menjelaskan bahwa program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) mencapai keberhasilan sebesar 60 persen. 

Pernyataan ini disampaikannya setelah pertemuan dengan Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr. Cheka Virgowansyah, di Ruang Rapat Wali Kota, kemarin Selasa, 6 Agustus 2024.

BACA JUGA:PKB Kota Tasikmalaya Polisikan Lukman Edy Terkait Pencemaran Nama Baik

"Bersama Pak Pj Wali Kota, kami meninjau kasus underweight, gizi kurang, dan wasting. Dari program PMT, ada perbaikan pada stunting yang sebelumnya ada," kata Uus kepada Radar Tasikmalaya.

Uus juga mengakui bahwa terdapat peningkatan kasus dari 10,75 persen pada 2023 menjadi 11,78 persen pada 2024. 

"Data E-PPGBM bulan ini menunjukkan kenaikan, kemungkinan besar ini adalah kasus stunting baru, terutama dari BBLR (berat badan lahir rendah) dan perkembangan wasting menjadi stunting," jelasnya.

Pemantauan terhadap ibu hamil telah dilakukan, termasuk pemberian makanan tambahan tidak hanya bagi yang sudah dinyatakan stunting, tetapi juga untuk ibu hamil dengan KEK. 

BACA JUGA:Liga 1 2024-2025: Ini Harga Tiket Persebaya vs PSS Sleman, Simak Juga Cara Pembeliannya

Konseling pra nikah dan akselerasi pemberian tablet Fe kepada remaja juga dilakukan.

"Salah satu penyebab adalah anemia yang bisa mengganggu kehamilan jika berlangsung lama dan kronis, menyebabkan defisiensi Fe, dan gangguan tumbuh kembang janin," papar Uus.

Usaha penanganan stunting diakui menjadi lebih kompleks dan menantang, terutama dengan anggaran yang belum sepenuhnya memadai. 

"Areal yang kita garap sangat panjang, dari anak sekolah hingga remaja putri, pra nikah, menikah, hamil, dan bayi baru lahir. Butuh energi dan dukungan anggaran yang kuat," ungkapnya.

BACA JUGA:Ciptakan Perputaran Ekonomi Rp10,42 triliun, BRI Kembali Jadi Sponsor Utama Liga 1 2024-2025

Kategori :