TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Meskipun Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 telah usai dan proses belajar mengajar sudah dimulai, polemik seputar PPDB masih membayangi Kota Tasikmalaya.
Alumni SMP Negeri 1 Tasikmalaya, Ayu Febrian Harianja, ditemani orangtuanya, mendatangi salah satu SMA Negeri favorit, kemarin Rabu 24 Juli 2024.
Kedatangannya bertujuan untuk mempertanyakan alasan ketidaklulusannya melalui jalur prestasi.
Ayu, yang telah mengajukan tujuh sertifikat kejuaraan, merasa kecewa karena tidak diterima di sekolah impiannya, meskipun teman-temannya dengan skor lebih rendah berhasil lolos.
BACA JUGA:Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Hadirkan Inovasi Emergency Food untuk Korban Bencana Alam
"Pengumuman itu kan diumumkan secara online. Sakit hati, gak nyangka tidak lulus," kata Ayu saat ditemui Radar Tasikmalaya di halaman sekolah.
Ayu, yang rutin berlatih vokal setiap hari, mengikuti tes PPDB bersama tujuh siswa lainnya, menunjukkan bakat di bidang kesenian.
"Waktu itu yang nyanyi cuma aku dan satu teman lesku, tapi dia lolos," ungkapnya.
Awalnya, Ayu berniat mendaftar melalui Jalur Prestasi menggunakan rapor Semester 1-5, namun merasa tidak percaya diri karena kuota terbatas hanya untuk 42 siswa.
"Banyak teman-teman juga yang nilainya lebih tinggi," tambahnya.
Jalur prestasi kejuaraan di SMA Negeri favorit tersebut menampung 64 calon siswa. Ayu memutuskan mencoba unjuk bakat menyanyi dan memainkan piano di depan juri.
Dia membawakan lagu "Sang Dewi" dan lagu Sunda. Sertifikat yang dia ajukan mencakup juara 1 dan 2 tingkat Kota Tasikmalaya dan se-Priangan Timur, termasuk juara 1 FLS2N tingkat kota dan MTB Singing Contest tingkat Provinsi Jawa Barat.
Kepler Sianturi dari LBH Sapurata, yang mendampingi orangtua Ayu, menyatakan bahwa ada lima berkas siswa berprestasi yang gagal masuk ke SMA Negeri tersebut.
BACA JUGA:Tumbuh Selektif dan Prudent, BRI Cetak Laba Rp29,90 Triliun