Selain itu, masyarakat harus membiasakan diri menggunakan masker saat sakit dan mencuci tangan secara rutin.
Hal yang paling penting saat ini, tambah dia, kebiasaan baik yang sudah terbentuk di masa pandemi Covid-19 terus dijalankan seperti cuci tangan pakai sabun dan memakai masker, sehingga meminimalisir perpindahan droplet lewat pernafasan.
Hingga saat ini, tambah dr Nadia, tidak ada pembatasan perjalanan dari maupun ke Jepang terkait peningkatan jumlah pasien SSTS.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak ada rekomendasi pembatasan perjalanan ke negara-negara yang mengalami peningkatan kasus iGAS (invasive Group A Streptococcal disease), termasuk SSTS, di Eropa pada Desember 2022.
Pengobatan SSTS dilakukan dengan pemberian antibiotik. Hingga saat ini belum ada vaksin khusus untuk mencegah infeksi bakteri pemakan daging ini.
Apa itu infeksi SSTS?
Mengutip dari National Institutes of Health, streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen utama yang spesifik pada manusia yang menyebabkan beragam manifestasi mulai dari infeksi lokal ringan hingga infeksi invasif yang mengancam jiwa.
Pengobatan yang tidak efektif terhadap infeksi streptococcus pyogenes dapat mengakibatkan gejala sisa pasca-infeksi demam rematik akut dan glomerulonefritis pasca streptokokus.
BACA JUGA: Mutasi Perwira Tinggi dan Perwira Menengah, Satu Pati Akan Sandang Bintang 3
Penyakit ini menyebabkan infeksi invasif seperti necrotizing fasciitis dan sindrom syok toksik yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.