Kontribusi terhadap Seni Karawitan Sunda
Mang Koko memainkan peran penting dalam mengembangkan dan mempopulerkan seni karawitan Sunda.
Ia dikenal karena inovasinya dalam permainan kecapi, memberikan sentuhan dinamis dan kreatif yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Keterampilan tangan dan vokalnya yang luar biasa membuat Mang Koko menjadi seniman sunda yang berpengaruh.
Mang Koko juga mendirikan organisasi-organisasi seni yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan musik karawitan Sunda.
Ia mendirikan Yayasan Cangkurileung yang cabang-cabangnya tersebar di seluruh provinsi Jawa Barat, dan menjadi pusat pendidikan dan promosi seni karawitan.
Selain itu, Mang Koko juga mendirikan Badan Penyelenggara Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) di Bandung pada tahun 1971 yang menjadi pusat pendidikan seni karawitan terkemuka.
Mang Koko mendapat pengakuan luas atas kontribusinya terhadap dunia seni Sunda.
BACA JUGA: Sapi Pasundan, Ras Sapi Lokal Jawa Barat yang Potensial Hasilkan Daging Sapi Premium
Mang Koko juga menerbitkan majalah kesenian Swara Cangkurileung dari tahun 1970 hingga 1983 yang menjadi media promosi dan pendidikan seni karawitan Sunda.
Warisan yang Abadi
Mang Koko meninggal pada 4 Oktober 1985 di Bandung, Jawa Barat, meninggalkan warisan yang abadi dalam dunia seni karawitan Sunda.
Jalan Mang Koko di Tasikmalaya menjadi bukti pengakuan atas kontribusinya, menghubungkan Jalan Letnan Ibrahim Adji dan Jalan Letnan Harun.
BACA JUGA: Siap-Siap! Bandung Akan Punya Area Kuliner Malam Hari
Mang Koko telah menginspirasi generasi seniman sunda berikutnya dan tetap menjadi salah satu nama paling terkenal dalam seni karawitan Sunda.