Saya berkunjung ke museum setelah salat Jumat, 17 Mei 2024. Ada jadwal untuk bahasa pengantar Indonesia pukul 14.10. Ada 10 pengunjung dari Indonesia yang juga berkunjung ke museum.
BACA JUGA: Elon Musk Uji Coba Starlink di Bali, Puskesmas Jadi Sasaran Uji Coba Layanan Internet Cepat
Setelah membeli tiket kami dipersilakan masuk ke ruang tunggu yang cukup nyaman dan adem.
"Selamat datang di Museum Biografi Nabi. Saya akan memandu Anda selama tur di museum ini. Mohon maaf selama di dalam museum dilarang memotret atau memvideo," ujar Asep Ridwan Taufik, pemandu museum khusus untuk Bahasa Indonesia.
Asep adalah alumnus Pondok Pesantren Al Binaa, Bekasi. Sejak sembilan tahun lalu ia belajar ke Masjid Nabawi.
Asep Ridwan Taufik, pria asal Ciamis jadi pemandu di The International Museum of The Prophet’s Biography di Madinah. Foto: Media Center Haji--
Sudah dua tahun ini ia menjadi pemandu di museum yang dikelola Salam Fairs itu.
Museum itu memiliki banyak layar di dalamnya. Tiap layar menceritakan tema yang berbeda-beda. Termasuk tentang sejarah Nabi-Nabi, hingga Kota Makkah dan Madinah di zaman Nabi Muhammad.
Kita tinggal menyentuh layar itu untuk masuk ke menu-menu yang ada di dalamnya.
Suasana di The International Museum of The Prophet’s Biography di Madinah. Foto: Media Center Haji--
Ada bagian yang menceritakan bagaimana Nabi Muhammad begitu sayang kepada anak-anaknya. Terutama Fatimah.
"Setiap kali Fatimah datang, Nabi Muhammad berdiri menyambut, mencium tangan Fatimah, dan mendudukkan di kursi beliau," kata Asep.
Peran perempuan di zaman Rasulullah juga diceritakan secara detail di tampilan layar di museum. Terutama peran Aisyah, istri Rasulullah, yang sangat besar dalam berbagai aspek.
"Perempuan di era Nabi mendapat peran yang besar," kata Asep.
Di bagian tengah museum ada diorama kota Makkah dan Kota Madinah di zaman Rasulullah.