Al-Kindi memandang intelektualitas manusia sebagai fitrah yang diberikan Allah.
Kekuatan intelektual ini memungkinkan kita untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan mendapatkan kebenaran.
Al-Kindi menekankan pentingnya menggunakan akal secara rasional dalam mencari pengetahuan dan memahami alam semesta dan hukum-hukum Allah.
2. Kekuatan Hasrat atau Nafsu
Kekuatan ini berkaitan dengan hasrat, keinginan, dan kecenderungan kita terhadap hal-hal dunia yang memenuhi kebutuhan dan keinginan jasmani.
Al-Kindi mengklasifikasikan keinginan ini sebagai kehendak-kehendak yang berasal dari nafsu manusia.
Dia mengajarkan pentingnya mengontrol keinginan-keinginan ini dan menjaga keseimbangan dalam hidup agar jiwa tidak dikendalikan oleh hawa nafsu semata.
3. Kekuatan Emosi atau Amarah
Kekuatan ini terkait dengan emosi dan reaksi marah atau amarah.
Al-Kindi mengakui adanya dorongan emosional manusia, namun ia menekankan pentingnya mengendalikan emosi dan mempertahankan ketenangan jiwa.
Bagi Al-Kindi, kekuatan amarah harus dikendalikan dengan bijaksana dan dikarahkan untuk mencapai keseimbangan emosional yang baik.
Dalam pandangan Al-Kindi, tiga kekuatan jiwa ini saling berinteraksi dan berdampingan dalam kehidupan manusia.
Penggunaan akal yang bijak dan kendali diri terhadap hawa nafsu dan emosi penting dalam mencapai kesempurnaan jiwa.
Al-Kindi memberikan perumpamaan mengenai ketiga kekuatan ini.
Kekuatan nalar atau berpikir sebagai sais kereta dan dua kekuatan lainnya (nafsu dan amarah) diibaratkan sebagai dua ekor kuda.
Al Kindi mengajarkan perlunya harmoni antara ketiga kekuatan jiwa ini agar manusia dapat mencapai kehidupan yang seimbang dan bermakna di dunia serta akhirat.