RADARTASIK.COM – Pandit Italia, Marco Bucciantini ragu gol kedua Chukwueze offside dalam hasil imbang 3-3 antara Sassuolo vs AC Milan.
Dalam wawancara dengan Sky Sport, Bucciantini membahas beberapa aspek pertandingan, termasuk dua gol Chukwueze yang dianulir.
Bucciantini menyatakan bahwa tidak jelas apakah sang pemain AC Milan tersebut benar berada dalam posisi offside, memberikan gambaran tentang ketidakpastian dalam pengambilan keputusan VAR atas situasi itu.
"Gol kedua Chukwueze bahkan tidak jelas seberapa jauhnya offside," kata Marco Bucciantini dikutip dari Tuttomercato.
BACA JUGA:Media Israel Kritik Netanyahu: Jika Kamu Pergi Berperang untuk Membalas Dendam, Gali 2 Kuburan
Laga Melawan Sassuolo menjadi malam yang pahit bagi Samuel Chukwueze. Kegembiraannya atas dua golnya dibatalkan karena ia dianggap offside hanya dalam hitungan milimeter.
Pada menit ke-17, pemain Nigeria itu mencetak gol dengan sundulan kepala, membuat skor menjadi 2-1. Namun, kegembiraannya langsung sirna ketika wasit bendera Massa mengibarkan bendera offside, setelah pemeriksaan VAR mengkonfirmasi bahwa sebagian kecil bahunya berada di posisi offside.
Di babak kedua, pada menit ke-64, Chukwueze kembali mencetak gol setelah menerima umpan mendalam dari Florenzi.
Namun, lagi-lagi kebahagiaannya hanya berlangsung sesaat karena VAR sekali lagi melaporkan bahwa sebagian kecil bahunya berada di depan pemain lawan, Ruan Tressoldi, meskipun pada awalnya terlihat dia berada dalam posisi yang sah.
Kekecewaan Chukwueze semakin berlipat karena ia kemudian digantikan oleh Stefano Pioli dengan Pulisic.
Terakhir, Marco Bucciantini juga membahas pemain seperti Theo dan Leao yang mencetak gol dan memberikan assist untuk gol Jovic, dan menurutnya, pengaruh dari kondisi cuaca yang panas juga memainkan peran dalam pertandingan tersebut.
Dia menyimpulkan bahwa meskipun Leao mungkin tidak membantu tim menjadi lebih terorganisir, keberhasilannya dalam pertandingan tersebut membuatnya terlihat seperti tim besar.
“Saya pikir panasnya cuaca mempengaruhi, pada satu titik, Sassuolo kehabisan bahan bakar dan Milan bisa bermain dengan lima penyerang tanpa risiko,” ulas Bucciantini.
"Leao tidak membantu Anda menjadi tim, tetapi membuat Anda terlihat seperti tim besar," pungkasnya.