BERAU, RADARTASIK.COM – Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring mengadakan pelatihan Snake Awareness, Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K), dan Kedaruratan pada Selasa dan Rabu, 20-21 Februari 2024.
Kegiatan di objek wisata Taman Sungai Dumaring (TSD) diikuti oleh anggota Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Pangalami Jerrung dan warga Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Edukasi tentang Snake Awareness dilaksanakan pada hari pertama. Narasumber yang dihadirkan berasal dari Yayasan Sioux Ular Indonesia, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang beranggotakan pencinta ular yang aktif memberikan edukasi mengenai ular, termasuk pencegahan, penanganan, dan penyelamatan. Para trainer-nya adalah Yuliadi, Maula Haqul Dafa, dan Piery Efrianto.
Sementara itu, pelatihan P3K dan Kedaruratan dilaksanakan pada hari kedua. Narasumber pelatihan P3K berasal dari RSUD Talisayan, yakni dr Ferry Cahyanto bersama tim medisnya, Fahruda Setya dan Emilia Wardani.
BACA JUGA:Melestarikan Hutan Mangrove Dumaring Kabupaten Berau, Warga Dilatih Tata Cara Menanam Pohon Bakau
Adapun narasumber pelatihan Kedaruratan berasal dari Tagana Utama Kemensos RI, Sukamsi SH MH bersama timnya Agus Saptanudin dan Darmono.
Nandang Mulyana, Koordinator Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring, menerangkan bahwa pelatihan Snake Awareness atau penyadartahuan tentang ular merupakan rangkaian kegiatan dari pelatihan keselamatan kerja untuk para anggota LPHD Pangalima Jerrung yang melakukan patroli dan pemantauan di Hutan Desa Dumaring.
Program Kolaborasi Konservasi mendampingi LPHD Pangalima Jerrung dalam melindungi dan mengelola Hutan Desa Dumaring seluas 5.083 hektare.
Untuk menjaga Hutan Desa Dumaring, baik dari sisi konservasi maupun keamanan, menurut Nandang Mulyana, perlu dilakukan patroli dan pemantauan secara rutin.
BACA JUGA:KUPS Madu Dumaring Budidayakan 3 Jenis Lebah Kelulut untuk Memproduksi Madu Alami
Kegiatan patroli dan pemantauan rutin dilakukan oleh anggota dan pengurus LPHD Pangalima Jerrung bersama stakeholders lain di mana dibutuhkan pengetahuan berkait keamanan dan keselamatan kerja.
Juga terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi berupa kemungkinan bertemu dengan satwa liar yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan, maka dipandang perlu untuk dilakukan pelatihan ini.
Nandang Mulyana mengungkapkan bahwa salah satu risiko yang dihadapi oleh para anggota dan pengurus LPHD Pangalima Jerrung saat melakukan kegiatan patroli dan pemantauan di Hutan Desa Dumaring adalah menemukan atau berhadapan dengan ular. Pasalnya, hutan di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, tersebut merupakan habitat berbagai spesies satwa liar, termasuk beragam spesies ular.
”Maka, kita memandang perlu dilakukan (pelatihan, Red) secara spesifik bagaimana menghadapi kemungkinan terjadinya konflik manusia dengan satwa (liar, Red), terutama ular,” jelas Nandang kepada Radartasik.com.