Dalam sejarah Islam dinyatakan bahwa Mesir adalah yang pertama menemukan gagasan tentang lentera saat menyambut Ramadhan.
BACA JUGA: Dibuka Beasiswa Sobat Bumi Pertamina, Siapkan 7 Syarat, Dapatkan Biaya Pendidikan dan Biaya Hidup
BACA JUGA: Harga Nokia XPlus 2024 Layar Super AMOLED dan Baterai Badak 7100 mAh
Sementara itu menurut versi lain dikisahkan bahwa sekitar abad 10 M seorang khalifah mendatangi Kairo, pada saat itu banyak lentera yang dinyalakan di jalanan untuk menyambut sang khalifah.
Peristiwa ini kemudian dianggap sebagai asal usul penggunaan lentera dalam menyambut bulan ramadhan dan dinamakan fanous.
Dalam perkembangannya kebiasaan tersebut perlahan menjadi tradisi yang terus dihidupkan oleh warga Mesir saat menjelang Ramadhan.
Selain kisah-kisah berbasis sejarah yang menceritakan asal usul tradisi fanous, masih banyak kisah-kisah lain yang menyebar dalam bentuk cerita rakyat.
Secara teknis, fanous adalah dekorasi lentera atau lampion yang sengaja diproduksi khusus dalamenyambut bulan Ramadhan.
Fanous merupakan perpaduan antara cerita rakyat Mesir dan seni Islami dalam bentuk desain.
Keberadaan lampion-lampion ini pada dasarnya merupakan penanda bajwa ramadham telah dekat.
Selama bulan Ramadhan hiasan dekorasi lampion ini akan menjadi hiasan yang sering dijumpai di jalanan di seluruh pelosok kota satu bulan lamanya.
Tradisi ini melambangkan persatuan umat muslim di Mesir dan menggambarkan betapa mulianya bulan Ramadhan.
Pemasangan lentera atau lampion ini dilakukan dengan cara digantung dan dibentangkan di berbagai tempat di seantero kota.
Mulai dari depan rumah-rumaj warga, jalanan, kafe dan tempat-tempat lainnya.
Fanous Ramadhan ini membentang di sepanjang jalanan kota, dipasang di jendela atau balkon serta direntangkan di sepanjang gang.
Apabila dilihat dari atas, nampak pemandangan yang sangat indah, di mana kota terlijat bersinar warna-warni dan seletika berubah menjadi lautan cahaya.