RADARTASIK.COM – Pernah jadi korban rasis fans Inter Milan, Marc Zoro minta Mike Maignan kuat setelah mendapat hinaan dari pendukung Udinese.
Mike Maignan sempat meninggalkan lapangan selama 10 menit saat AC Milan mengalahkan Udinese 3-2 karena mendapat nyanyian rasisme dari pendukung tuan rumah.
Mantan pemain Messina, Marc Zoro, pernah mengalami kejadian serupa dari fans Inter Milan pada tahun 2005 yang membuatnya mengancam untuk meninggalkan lapangan.
Bahkan, para pemain Inter Milan saat itu, termasuk Adriano, harus membujuknya agar tidak meninggalkan lapangan akibat ulah segelintir pendukung Nerazzurri tersebut.
Dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport, Zoro menyoroti permasalahan rasisme dalam dunia sepakbola Italia dan merinci pengalamannya sebagai korban saat Messina menghadapi Inter Milan pada tahun 2005.
Ia menceritakan bahwa saat itu sedang berada dekat garis gawang dan mendengar hinaan dari pendukung Inter Milan, dan menyatakan bahwa jika ia menjadi Mike Maignan, ia tidak akan pernah kembali ke lapangan.
Menurut Zoro, tindakan keras perlu diambil untuk menghadapi pendukung yang melakukan tindakan rasisme, dan ia mengusulkan menutup stadion Udinese selama enam bulan.
"Saya berada di dekat garis gawang. Saya mendengar lolongan, nyanyian, hinaan. Saya memahami Mike, sungguh: jika saya menggantikannya, saya tidak akan pernah kembali," ungkapnya.
“Solusinya hanya menutup stadion selama enam bulan. Memang benar kita hanya berbicara sebagian kecil dari dukungan, kalau boleh disebut begitu, tapi sinyal harus diberikan,” tuntutnya.
“Senang membaca solidaritas kepada Maignan, tapi stadion harus ditutup. Udinese, atau siapa pun, harus bermain selama enam bulan di stadion lain, sehingga orang-orang dapat memahami pentingnya tindakan tersebut," jelasnya.
Terhadap pernyataan pelatih Udinese, Gabriele Cioffi, yang meminta semua pihak hanya fokus pada sepakbola, Zoro menganggapnya sebagai sikap lemah dan menegaskan bahwa masalah rasisme tidak boleh dianggap remeh.
Ia menyebut Cioffi sebagai pria tanpa kepribadian dan membandingkannya dengan sikap Ancelotti yang tak mau membicarakan pertandingan sepak bola usai tindakan rasisme terhadap pemainnya, Vinicius Junior.
“Seseorang tanpa kepribadian, dan di sini saya berhenti,” sindirnya kepada Cioffi.