RADARTASIK.COM – Jurnalis senior, Giancarlo Dotto menyebut Daniele De Rossi punya tugas sulit setelah ditunjuk gantikan Jose Mourinho karena AS Roma seperti kumpulan pulau kecil yang tidak membentuk tim.
Dalam wawancaranya dengan Radio TMW, Giancarlo Dotto mengungkapkan pandangannya mengenai perpisahan Mourinho dan menyambut dengan antusias penunjukkan De Rossi di bangku pelatih.
Menurutnya, solusi yang dipilih untuk Roma, yaitu De Rossi, sangat menyenangkan, tetapi Dotto percaya bahwa setelah berakhirnya era Mourinho, siapa pun yang menggantikannya akan menghadapi tugas berat.
Menurut Dotto, sejak menjadi pemain, De Rossi sudah punya potensi menjadi pelatih, dan menyoroti kesulitan yang dihadapinya untuk lolos ke Liga Champions, karena ada lima tim di depan AS Roma yang memiliki kekuatan lebih, seperti Atalanta.
BACA JUGA:Gantikan Jose Mourinho di AS Roma, Daniele De Rossi: Saya Akan Memberikan Segalanya
"Saya sangat senang dengan solusi ini untuk Roma, yaitu De Rossi. Setelah kisah berat dengan Mourinho selesai, siapa pun yang datang setelahnya akan memiliki tugas sulit. Dan satu-satunya yang bisa melanjutkan adalah De Rossi,” kata Giancarlo Dotto dikutip dari Tuttomercato.
“Sejak dia masih pemain, saya melihatnya sebagai potensi pelatih sejati untuk Roma. Hubungan antara dia dan Roma harus terus berlanjut, dan saya senang itu terjadi,” lanjutnya.
“Tujuannya? Liga Champions sangat sulit, ada 5 tim di depan, saya hanya memikirkan Atalanta yang bermain dengan ritme luar biasa,” ulasnya.
“Begitu sulit juga untuk melangkah dalam Liga Europa, di mana ada lawan yang objektifnya sulit diatasi. Harapan dari De Rossi adalah menciptakan permainan, dan menyatukan tim,” tambahnya.
Dotto juga mengakui ketika kekuatan dan pengaruh Mourinho hilang, AS Roma akan menghadapi kendala kurangnya pola permainan.
Ia menggambarkan saat ini Giallorossi seperti pulau-pulau kecil yang tidak mampu membentuk kesatuan dan melihat meskipun Mourinho menciptakan atmosfer unik di Olimpico, tetapi egonya menjadi kendala.
“Ketika kekuatan perang saraf Mourinho berkurang, tim menghadapi masalahnya, yaitu ketiadaan permainan. Mereka menjadi seperti pulau-pulau kecil yang tidak membentuk tim,” ujarnya.
“Kota ini tidak mengizinkan ketidakberpihakan karena Mourinho melakukan hal-hal indah, termasuk menciptakan suasana unik di Olimpico, tetapi dia juga membuat banyak kesalahan, terlihat dari ego yang berlebihan,” jelasnya.
“De Rossi memiliki masalah sebaliknya, dia memiliki karisma yang menyatukan, tidak memisahkan seperti Mourinho,” terangnya.