RADARTASIK.COM – Mantan pelatih legendaris, Arrigo Sacchi menyebut “Kemenangan AC Milan atas PSG yang ditakuti seperti sebuah lukisan mahakarya dalam kolom mingguannya di La Gazzeta dello Sport.
Arrigo Sacchi memberikan pujian kepada AC Milan atas kemenangan mereka melawan PSG 2-1 dan menggambarkan pertandingan tersebut sebagai sebuah lukisan mahakarya yang layak untuk dipajang di dinding dan dikagumi.
"Suatu malam untuk dibingkai dan kemudian digantung di dinding dan dikagumi seolah-olah itu adalah sebuah lukisan mahakarya: Milan menang melawan Paris Saint-Germain yang ditakuti , Lazio menang melawan Feyenoord," tulis Sacchi.
Namun, ia mengakui AC Milan kurang terorganisir di babak pertama, tetapi kemudian tampil lebih tenang dan teratur di babak kedua.
BACA JUGA:Mantan Bek Persija Buka-Bukaan soal Hasil Laga Persib vs Arema FC, Ini Janjinya kepada Bobotoh
"Di San Siro, pertandingannya berlangsung sangat menarik dan terbuka. Pada babak pertama, Milan nampak sedikit kurang terorganisir menurut pendapat saya,” ulasnya.
“Namun, di babak kedua, Rossoneri tampil lebih tenang, terlihat lebih teratur dan kompak, serta berhasil mencetak gol dari luar,” lanjutnya.
“Semua pemain memberikan segalanya, dan komitmen penuh dari seluruh tim merupakan aspek positif, terutama setelah mereka mengalami kekalahan yang buruk di kandang melawan Udinese,” ungkapnya.
“Kemenangan atas PSG adalah respons penting dari grup ini, yang kini memiliki kewajiban untuk terus melanjutkan di jalur ini," pujinya.
Sacchi juga memuji penampilan Rafael Leao yang memberikan kontribusi besar dalam fase penyerangan dan pertahanan.
"Pemain asal Portugal, menurut pendapat saya, memiliki kualitas yang mengesankan. Saya merasa frustrasi setiap kali dia tidak memanfaatkannya,” ujarnya.
“Ia juga berkontribusi dalam pertahanan timnya, dengan melakukan serangkaian tembakan yang luar biasa,” tambahnya.
“Dengan cara ini, selain menjadi ancaman bagi Paris Saint-Germain, ia juga memberikan semangat kepada seluruh tim. Serangan balik Leao di babak kedua benar-benar mematikan; hampir tidak mungkin untuk menghentikannya," tutup Sacchi.