RADARTASIK.COM - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menegaskan rakyat Palestina akan tetap berada di tanah mereka di tengah upaya pengusiran paksa oleh Israel.
“Kami memperingatkan terhadap upaya untuk mengusir warga kami dari Gaza ke luar perbatasannya, rakyat Palestina akan tetap berada di tanah mereka,” kata Abbas dikutip dari Sputnik.
Menurutnya, perdamaian hanya akan tercapai di Timur Tengah ketika sistem dua negara yakni negara Yahudi dan negara Palestina terbentuk.
Hingga saat ini, setidaknya 700.000 penduduk Jalur Gaza telah dievakuasi ke selatan, menulis surat kabar Israel, Haaretz yang mengutip seorang pejabat senior keamanan Israel.
BACA JUGA:Perdana Menteri Irak Menuduh Israel Melanggar Hukum Perang: Rakyat Palestina Menghadapi Genosida
Sumber tersebut menyebutkan masih ada sekitar 350.000 warga sipil yang bertahan Jalur Gaza yang bisa menjadi korban jika Israel melakukan invasi serangan darat.
Pejabat Israel juga mengatakan bahwa tidak ada krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dan menambahkan bahwa wilayah tersebut memiliki air selama dua minggu.
Sementar itu, Yoav Gallant, Menteri Pertahanan Israel mengatakan negaranya akan melepaskan semua tanggung jawab atas wilayah Jalur Gaza setelah menyelesaikan operasi militer darat dan menaklukkan Hamas.
Menurut Financial Times yang mengutip seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya, pendekatan terbaru ini akan membuat warga Jalur Gaza tidak akan diizinkan memasuki Israel atau bekerja di sana.
BACA JUGA:Ungkapan Marc Klok ke Pemain Persib Membuat Bobotoh Terharu, Bangga Bisa Bawa Poin dari Borneo FC
Saat berbicara di depan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Parlemen Israel, Gallant mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Israel tidak lagi memiliki “ tanggung jawab atas kehidupan sehari-hari di Jalur Gaza ” setelah permusuhan berakhir.
Menurut menteri tersebut, operasi militer Israel akan terdiri dari tiga tahap, yang pertama adalah pemboman udara besar-besaran, yang sudah berlangsung.
Dilanjutkan dengan manuver darat dengan tujuan menghancurkan operasi dan merusak infrastruktur untuk mengalahkan dan menghancurkan Hamas.
Fase kedua akan menampilkan pertempuran dengan intensitas lebih rendah di daerah kantong tersebut, yang bertujuan untuk menghilangkan “ kantong-kantong perlawanan”.
Yang terakhir, Gallant memastikan aksi militer akan berhenti setelah meraka menciptaan pemerintahn baru di Jalur Gaza.