RADARTASIK.COM - Hakan Fidan, Menteri Luar Negeri Turki mengatakan “Konflik Palestina-Israel bisa memicu perang global” saat berbicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian di Kairo.
Menurutnya, krisis yang tengah berkecamuk di Jalur Gaza mungkin memiliki dampak global dan berpotensi memicu perang internasional, tetapi bisa menjadi peluang untuk menyelesaikan konflik Palestina.
"Jika dibiarkan, krisis ini bisa mengakibatkan perang skala global melalui eskalasi geografis, tetapi juga bisa menjadi landasan bagi perdamaian yang adil dan berkelanjutan," kata Fidan dikutip dari RT.
"Oleh karena itu, pada saat sejarah seperti ini, kita harus menentukan arah yang benar. Turki percaya bahwa ada hak untuk melakukannya," lanjutnya.
"Jalannya dimulai dengan menghentikan permusuhan dan memberikan bantuan kemanusiaan tanpa syarat ke Gaza," tegasnya.
BACA JUGA:Tim Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Melaksanakan PKM di Kelurahan Sumelap
Di sisi lain, Juru Bicara Militer Israel, Avichay Adraee, telah mengonfirmasi kepada media Arab bahwa ada pilihan menggunakan kekuatan militer untuk membebaskan "sandera yang diculik" di Gaza.
Adraee juga menuturkan dalam wawancara dengan Sputnik, bahwa Hamas memiliki tawanan perang dari 42 negara.
"Ada sandera dari berbagai negara, dan ada juga korban tewas dari 42 negara," ucap Avichay Adraee dikutip dari Al-Quds Al-Arabi.
"Ada 7 orang dari Rusia yang diculik atau hilang dan nasib mereka belum diketahui, dan ada 21 warga negara Rusia yang tewas, dan ini adalah informasi yang telah dikonfirmasi secara resmi oleh Negara Israel," tambahnya.
Mengenai negara-negara yang memiliki jumlah sandera terbanyak, menurut saya ada 8 orang dari Amerika Serikat, 7 orang dari Jerman, 7 orang dari Argentina, 10 orang dari Thailand, dan ada 15 orang yang tewas," jelasnya.
BACA JUGA:Komentar Bobotoh Usai Persib Mampu Menahan Imbang Borneo FC, Banyak yang Puas dengan Ezra Walian
Terakhir, ia tidak mau menjawab dengan lebih rinci mengenai penggunaan kekuatan militer untuk membebaskan tawanan perang di Jalur Gaza.
"Saya tidak mengecualikan apa pun. Saya mengatakan bahwa ada tim khusus yang menangani masalah ini dan kami tidak memberikan komentar tentang pekerjaan mereka atau tindakan apa yang mereka ambil," pungkasnya.