Diskusi ‘Tipis-Tipis’ dengan Jurnalis, Cheka Virgowansyah Ibaratkan Kota Tasikmalaya Seorang Gadis yang Kinyis-Kinyis
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Menjelang satu tahun bertugas sebagai Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah, mengaku baru bisa tidur nyenyak.
Cheka merasa plong ketika menjelang HUT ke-22 Kota Tasikmalaya ada penurunan tingkat kemiskinan.
“Dari 12,72 % menjadi 11,53 %. Indek penurunannya 9,06 %. Indek penurunannya terbaik se-Jawa Barat dan juga tingkat nasional,” ujar Cheka ketika diskusi ‘tipis-tipis’ dengan jurnalis Radar Tasikmalaya Group, Kamis, 19 Oktober 2023.
Pencapaian prestasi ini, lanjut Cheka, bukan untuk pemerintah kota saja. Tapi untuk seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya sehingga menumbuhkan rasa bangga.
BACA JUGA:INTIP Honda Civic Hybrid 2024, Ada Varian Sedan dan Hatchback
Bangga karena memiliki semangat dan daya juang untuk keluar dari julukan menyakitkan : Kota Termiskin di Jawa Barat.
Cheka bercerita untuk data kemiskinan sejak awal bertugas sudah ‘bertempur’ melakukan validasi data kemiskinan.
Dirinya ingin data by name by address untuk data angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya. Harus jelas nama dan alamatnya siapa yang miskin itu.
Sampai akhirnya Cheka menurunkan seratus lebih praja STPDN (Sekolah Tinggi Pendidikan Dalam Negeri) datang ke Kota Tasikmalaya untuk mendata ulang angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya.
Hasilnya sangat mengejutkan. Cheka berdasarkan data baru hasil praja STPD yang turun ke kelurahan-kelurahan, terdapat 16.000 data orang miskin yang dicoret.
BACA JUGA:Getaran Gempa 114 Kilometer Barat Daya Kabupaten Garut Sampai ke Kota Tasikmalaya
“Ada sekitar 8 orang yang protes. Kita tanya nama dan NIK-nya. Data kita konek langsung dengan koordinat rumah. Ternyata begitu kita klik koordinat rumahnya muncul gambar rumah dua tingkat, mobilnya dua unit. Apa yang begitu namanya miskin?” cerita Cheka.
Akhirnya warga yang protes tidak bisa membantah. Usut punya usut ternyata fakta yang tidak miskin jadi miskin karena mereka tim sukses politisi tertentu.
Salah satu konsekuensi dukungan ke politisi mereka dikategorikan sebagai warga yang harus menerima bansos.