RADARTASIK.COM - Harga minyak dunia melonjak setelah perang Hamas melawan Isreal makin panas yang memicu kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak di Timut Tengah.
Setelah pemboman Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza yang menimbulkan kemarahan banyak warga negara Arab, harga minyak global langsung mengalami kenaikan tajam pada hari Rabu, 18 Oktober kemarin.
Pasar menganggap konflik antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina Hamas dapat menyebar ke negara-negara lain di Timur Tengah, sehingga menyebabkan gangguan pasokan minyak global.
Melonjaknya harga minyak karena pasar di seluruh dunia memperhitungkan premi risiko setelah serangan rudal Israel terhadap sebuah rumah sakit di Kota Gaza yang menewaskan ratusan warga sipil, termasuk dokter, pasien, dan orang-orang yang berlindung.
BACA JUGA:Ini Pekerjaan Rumah Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Soal Stunting dan Kebersihan
Dikutip dari RT, harga minyak mentah berjangka Brent naik hampir 3% menjadi $92,50 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak lebih dari 3% menjadi $89,27 per barel.
Kedua harga minyak acuan tersebut naik lebih dari $2 per barel dan menyentuh level tertinggi dalam dua minggu terakhir.
Terlepas dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah, kenaikan harga minyak dunia terjadi akibat stok minyak mentah AS yang turun hampir 4,4 juta barel pada pekan yang berakhir 13 Oktober, melebihi prediksi para analis sebesar 300.000 barel.
Produksi kilang minyak Tiongkok pada bulan September yang naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya diperkirakan akan mendukung potensi pemulihan.
Dalam perkembangan terkini, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra memastikan 471 warga Palestina tewas dan lebih dari 314 lainnya terluka dalam pemboman di Rumah Sakit Al-Ahli.
Seorang koresponden Al Jazeera melaporkan dari lokasi kejadian bahwa sebagian besar korban adalah pria dan anak-anak yang sedang tidur di luar fasilitas Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza ketika rudal mengenai tempat parkir.
Ziad Shehadah, seorang dokter di Rumah Sakit Al-Ahli, menggambarkan serangan yang menimpa Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza oleh Israel sebagai pembantaian.
Menurut Ziad Shehadah, warga sipil di Jalur Gaza hanyalah mencari tempat yang aman untuk melindungi diri dari serangan bom Israel.
Mereka berupaya mencari perlindungan di tempat-tempat yang seharusnya dianggap sebagai zona aman berdasarkan hukum internasional.