Kementerian Luar Negeri Inggris mengaku tengah memantau laporan tentang serangan yang menimpa rumah sakit di Gaza.
Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, mengakui bahwa serangan terhadap Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza telah merenggut banyak nyawa manusia.
Ia menekankan betapa pentingnya melindungi nyawa warga sipil dan menegaskan komitmen untuk bekerja sama dengan sekutu-sekutunya dalam rangka mencari fakta sebenarnya serta melindungi warga sipil tak bersalah di Gaza.
Dalam perkembangan terkini, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra memastikan 471 warga Palestina tewas dan lebih dari 314 lainnya terluka.
Seorang koresponden Al Jazeera melaporkan dari lokasi kejadian bahwa sebagian besar korban adalah pria dan anak-anak yang sedang tidur di luar fasilitas Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza ketika rudal mengenai tempat parkir.
Ziad Shehadah, seorang dokter di Rumah Sakit Al-Ahli, menggambarkan serangan yang menimpa Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza oleh Israel sebagai pembantaian.
Menurut Ziad Shehadah, warga sipil di Jalur Gaza hanyalah mencari tempat yang aman untuk melindungi diri dari serangan bom Israel.
Mereka berupaya mencari perlindungan di tempat-tempat yang seharusnya dianggap sebagai zona aman berdasarkan hukum internasional.
"Mereka meninggalkan rumah mereka dan berusaha mencapai tempat yang menurut hukum internasional adalah tempat yang harus dijaga keamanannya, yaitu rumah sakit," ucap Shehadah.
"Orang-orang meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di sekolah dan rumah sakit kami untuk merasa aman. Namun, dalam satu menit, mereka semua tewas,” pungkasnya.