Lyamin yakin bahwa keunggulan senjata Israel akan memiliki dampak terbatas ketika mereka terlibar dalam pertempuran jarak dekat di Jalur Gaza.
Menurutnya, karakteristik wilayah perkotaan yang padat dan sistem komunikasi bawah tanah akan mengurangi efektivitas keunggulan udara, kendaraan lapis baja, dan artileri militer Israel.
"Meskipun mereka menghancurkan gedung-gedung tinggi dan melakukan serangan udara, struktur bawah tanah yang ada di bawah gedung-gedung besar tetap utuh," tambahnya.
"Struktur bawah tanah ini menciptakan peluang untuk pertahanan, penyusupan, dan taktik lainnya. Oleh karena itu, sulit untuk mengendalikan situasi dalam kondisi seperti itu," ulasnya.
Lyamin juga mencatat bahwa pejuang Palestina memiliki berbagai senjata anti-tank dan cukup banyak peluncur granat, yang sangat efektif dalam pertempuran perkotaan.
Di beberapa area, ranjau darat mungkin dipasang dan jebakan dapat digunakan untuk melawan pasukan Israel.
Dalam perkembangan terkini, serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu telah mengakibatkan lebih dari 1.300 orang tewas dan hampir 3.500 orang terluka.
Di Gaza, setidaknya 1.900 warga Palestina, termasuk 614 anak-anak dan 370 wanita, telah tewas dalam serangan udara besar-besaran Israel selama seminggu terakhir, menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina.