"Setiap lokasi rasanya juga berbeda-beda ada yang pahit dan tidak," kata Hadoni
Sekali mengambil rumput laut liar tersebut, ia mampu mengumpulkan dua karung besar kalau diukur oleh berat sampai 50 kilogram.
BACA JUGA:909 Orang Tenaga Kesehatan Dibutuhkan di Pemkab Tasikmalaya, Cek Contoh Surat Lamarannya
"Lumayan buat nambah-nambah penghasilan, selain dikonsumsi untuk lauk makan nasi," ujar Hadoni.
Rumput laut liar tersebut, biasanya di jual dengan harga Rp5 ribu untuk satu kantung plastik kecil. Sedangkan yang besar dijual Rp10 ribu.
"Kalau tidak terjual dikeringkan dengan cara dijemur. Dan bila dijual bisa lebih mahal, bisa sampai Rp40 ribu setiap satu kilogramnya. Kalau di konsumsi bisanya dimasak dibuat urab bersama kelapa parut rasanya lebih enak," papar Hadoni.
Setiap kali menjual, dia pun mendapatkan uang Rp150 ribu sampai dengan Rp300 ribu tergantung hasil dari memetik rumput laut liar tersebut. "Alahmdulilah pa nambah-nambah rejeki," katanya.
BACA JUGA:LINK Pendaftaran Menjadi Merchant Partner OVO, Bagi Kamu yang Punya Usaha Yuk Simak!
Warga lainya, Rahmat (36) memanfaatkan, tumbuh suburnya ‘harta karun’ dari Tsikmalaya berupa rumput laut liar tersebut. Dirinya mengambil untuk sekedar dikonsumsi, karena rumput laut tersebut bisa diolah dan diamankan langsung.
"Terkadang kalau ada yang membeli saya langsung jual kalau tidak ya dioleh dengan terlebih dahulu di keringkan, karena rumput laut ini bisa dijadikan agar-agar, campuran dodol dan lainnya," kata Rahmat.
Rumput laut tersebut, setelah di keringkan dengan cara dijemur bisa bertahan lebih dari satu tahun. Untuk mengembalikan teksturnya setelah kering di jemur cukup direndam saja. "Biasanya warga di Cipatujah itu memanfaatkan ini untuk takjil bulan Ramadan," katanya.