Salah satunya dalam bidang ekonomi yang disampaikan oleh Dr. Edy Suroso, yang menyampaikan tentang peran Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes yang dapat menjadi penopang ekonomi masyarakat, justru saat ini masih belum termaksimalkan.
Edy berharap para mahasiswa dapat berkiprah untuk bisa berperan aktif minimal di BumDes yang ada di wilayah masing-masing ataupun di koperasi-koperasi yang memmang bentuk-betul berasaskan koperasi.
Sebagai salah satu penyokong ekonomi saat ini di era gempuran pinjaman online yang begitu besar.
Berbeda dengan Edy, Dr. Asep Sofyan Rahmadi menyampaikan tentang hakekat menjadi manusia yang merdeka.
Manusia yang merdeka, kata Asep yang mampu berinovasi dan berkreativitas serta beradaptasi dengan berbagai kemampuan yang baru, keterampilan yang baru, karena manusia akan menghadapi berbagai perubahan yang mungkin tidak dapat diketahui saat ini.
“Bagaimana mengubah tantangan menjadi sebuah peluang, dimulai dari sekitar kita yang terdekat. Dari desa dari diri kita dari keluarga terdekat. Serta memberikan kontribusi yang sebanyak-banyaknya untuk masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu Pembina Forum Mahasiswa Penulis Tasikmalaya, Dr. Asep Tamam menyampaikan para penerus bangsa, para mahasiswa ke depan bila ingin ada perubahan maka harus mau terjun langsung ke dunia politik.
“Nanti 2029 waktunya teman-teman mahasiswa untuk terjun langsung ke dunia politik, karena bila ingin ada perubahan maka kita harus terjun langsung, berkiprah langsung,” tegasnya.
BACA JUGA:20 Ribu Orang Hadir dalam 2 Hari, Pesta Rakyat Simpedes BRI Gelorakan Pandaan
Acara diskusi “Menggalai Kemerdekaan Indonesia” tidak hanya dihadiri oleh sejumlah pakar dan mahasiswa saja, akan tetapi juga dihadiri oleh berbagai komunitas literasi di Tasikmalaya seperti Tlulip, Gerlip, Gumeulis, Co-Literat, juga sejumlah tamu undangan lain seperti dari Polres Tasikmalaya Kota.