BACA JUGA:Fans Diminta Bersabar! Tiket Konser Dewa 19 di Kota Tasikmalaya SOLD OUT di Presale 1
Pimpinan sekutu yakni Inggris berjanji kepada Indonesia tidak akan melibatkan pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA).
Kenyataannya semua perjanjian yang sudah ditandatangani bersama diingakari pihak sekutu.
Mereka pun membonceng tentara NICA masuk wilayah Indonesia.
Para prajurit TKR marah dan kemudian menghimpun kekuatan untuk melakukan perlawanan.
Komandan Resimen III TKR Letkol Edi Sukardi menggalang kekuatan dengan melibatkan laskar-laskar rakyat Fisabilillah, Hisbullah, Pesindo, seeta Barisan Benteng.
Mereka bersiap menghadang pasukan Sekutu yang melakukan pelanggaran perjanjian.
Hasil bahasan antara Perdana Menteri Sutan Syahrir bersama Komandemen Jawa Barat, dan Wali Kota Sukabumi Syamsudin, memerintahkan memghadang pergerakan pasukan Sekutu ke Sukabumi.
Strategi penghadangan dirancang sejak Cigombong sampai Ciranjang, dan titik utama di Bojong Kokosan.
Rute penyergapan pasukan Sekutu itu sepanjang 81 kilometer. Semacam taktik mengecoh karena mengira gangguan kecil saja level TKR itu.
Rupanya pasukan sekutu merasa sebagai pemenang Perang Dunia II. Menganggap sepele Indonesia yang baru memproklamirkan kemerdekaannya.
Pasukan sekutu begitu percaya diri mau masuk ke semua wilayah Indonesia. Salah satunya ke daerah Sukabumi.
Para prajurit TKR dan laskar perjuangan lainnya menghimpun kekuatan untuk melakukan penghadangan dengan penyergapan di luar Sukabumi.
Titiknya di Bojong Kokosan perbatasan Sukabumi-Cianjur.
Lokasi itu dipilih karena jalan raya yang akan dilalui pasukan sekutu diapit tebing cukup tinggi di kiri dan kanan jalan.
Para prajurit TKR mengambil posisi di atas dua sisi tebing itu. Mereka mendapat keuntungan berada di ketinggian.