Terkait pertempuran Gunung Kacapi Tasikmalaya, kata Eddie Nalapraya, saat itu pejuang kemerdekaan menghadang konvoi tentara Belanda.
Saat itu konvoi tentara Belanda dari Tasikmalaya menuju Singaparna dan diserang pasukan Detasemen Garuda Putih.
“Meman gada konvoi Belanda dari Tasikmalaya menuju Singaparna, kita (serang) pakai (senjata) 7,7 mm yang dipakai Kopral Supratman yang nembak sampai habis,” ujarnya.
Pasukan Detasemen Garuda Putih juga kerap menyerang konvoi Belanda yang melintasi di Cintaraja Kabupaten Tasikmalaya.
“Banyak cerita-cerita yang membanggakan karena waktu itu enggak ada pilihan lagi antara freedom or die,” ujarnya.
“Karena kemerdekaan di kita itu enggak seperti Singapura. Enggak seperti Malaysia. Enggak seperti Brunei. Kalau Singapura itu given. Dikasih kemerdekaannya. Kita sama Aljazair harus perang gerilya,” terang tokoh militer kharismatik ini.
“Jadi Indonesia itu perjuangannya sudah mendunia,” ujar Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya.