TASIK - Adanya rencana pemberian insentif bagi hotel dan kafe menjadi angin segar untuk dunia usaha di bidang tersebut. Namun hingga kini, belum diketahui secara jelas kebijakan dari Menko Bidang Perekonomian itu.
General Manager Hotel Santika Tasikmalaya, Denny Wiryadhana mengaku belum mendapat informasi soal insentif tersebut. Tetapi hal itu akan sangat membantu kelangsungan usaha perhotelan. “Alhamdulillah kalau ada, akan sangat membantu,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (24/3/2021).
Pihaknya berharap insentif itu dikucurkan untuk semua hotel, termasuk Santika Tasikmalaya. Tentunya hal ini bisa membantu meringankan beban operasional hotel. “Mudah-mudahan saja secepatnya ada kejelasan,” tuturnya.
Untuk kondisi Hotel Santika sendiri, saat ini sudah mengalami perbaikan dari sektor hunian kamar. Hal ini, menurutnya efek dari pembatasan kegiatan yang lebih melonggar. “Mulai Februari agak membaik, kalau Januari ke belakang, tapi belum bisa dibilang stabil,” terangnya.
Pihaknya berharap vaksinasi yang dilakukan pemerintah bisa berdampak kepada pembatasan aktivitas. Sehingga even-even bisa terselenggara dengan jumlah massa yang lebih banyak. “Jadi kami tidak hanya mengandalkan okupansi (hunian), tapi even juga,” terangnya.
Terpisah, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tasikmalaya Ajat Setiawan mengaku sudah mengetahui wacana insentif tersebut. Namun untuk secara detail, pihaknya perlu mencari informasi lebih lanjut. “Saya juga lagi cari-cari info jelas,” terangnya.
Pihaknya pun berharap hotel-hotel di Tasikmalaya bisa mendapat insentif dari pemerintah. Ini demi kelangsungan dunia perhotelan yang melesu efek pandemi Covid-19. “Karena beban operasional hotel cukup berat,” katanya.
Di samping itu, dia berharap pemerintah daerah pun bisa mengeluarkan kebijakan yang inovatif. Khususnya dalam mendongkrak tingkat kunjungan dari luar ke Tasikmalaya. “Efeknya bukan hanya untuk hotel, tapi juga pariwisata, kuliner dan sektor lainnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah akan memberikan insentif tambahan untuk beberapa sektor. Di antaranya, hotel, restoran dan kafe, serta beberapa komoditas yang berorientasi ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan The Fed selaku bank sentral Amerika Serikat (AS) yang mempertahankan suku bunga acuannya turut memberikan Indonesia ruang untuk bernafas.
“Jadi kekhawatiran akan potensi capital outflow masih bisa kita jaga, namun kita berharap tentu kita akan cepat mengantisipasi dan arahan bapak Presiden (Jokowi) adalah kita dorong kebijakan di sektor riil,” ujarnya dalam video daring, kemarin (19/3/2021).
Airlangga mengungkapkan, insentif untuk hotel, restoran, dan cafe serta lainnya saat ini tengah dalam pembahasan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sektor berikutnya adalah untuk komoditas yang berorientasi ekspor.
”Kemudian juga yang manufaktur yaitu makanan dan minuman, kemudian tekstil, clothing dan footwear, jewelry, otomotif, yang terkait dengan kesehatan alkes dan juga masker dan APBD. Kemudian juga kimia dan furniture,” tukasnya. (rga)
Kategori :