“Nah, kalau misalkan jadi di Manonjaya, berarti dari Ciamis jembatan penghubung sangat dibutuhkan karena untuk akses ke Tol Getaci juga nantinya,” paparnya.
Begitu juga kalau ternyata nantinya exit Tol Getaci berada di Linggasari, Ciamis, akses jembatan baru itu akan tetap dibutuhkan. Sebab menjadi penghubung kedua wilayah.
"Karena aktivitas ekonomi masyarakat Ciamis banyak yang di Manonjaya, di Pasar Manonjaya," ungkapnya.
Sementara kalau untuk tol hanya untuk akses masuk dan keluar. “Semoga dengan adanya jembatan itu bisa mendongkrak ekonomi dan wisata di Kabupaten Ciamis,” tandasnya.
Sejarah Jembatan Cirahong
Jembatan Betman Ciamis akan menjadi sejarah baru bagi masyarakat Priangan Timur, karena sebelumnya telah memiliki Jembatan Cirahong.
Adapun Jembatan Cirahong Ciamis-Tasikmalaya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda di akhir abad ke-18.
Awal pembangunan Jembatan Cirahong pada tanggal 19 Agustus 1893.
Secara khusus, besi-besi konstruksi jembatan Cirahong didatangkan dari Eropa.
Desain konstruksi Jembatan Cirahong atau dikenal sebagai Jembatan Citandui 1 dikembangkan oleh kepala petugas bangunan bernama Hesselink.
Hal itu seperti dilansir radartasik.com dari heritage.kai.id.
Jembatan Cirahong memiliki empat tiang penopang.
Dua tiang tengah terbuat dari besi, sedangkan dua tiang lainnya terdiri dari campuran tembokan semen dan batu.
Adapun jarak antara tiang batu dan besi tersebut adalah 8 meter.
Pembangunan fondasi dan pilar batu Jembatan Cirahong dilakukan di bawah pengawasan Pengawas Kelas 1, yaitu E. G. Wijers.
Jembatan Cirahong memiliki bobot total 795 ton, dengan pilar besi seberat 195 ton.