Meski terus latihan keras bersama Persib, Robby Darwis tidak langsung masuk tim senior. Dia masih bermain di tim junior.
Di bawah bimbingan Marek Jonata, Robby Darwis terus berlatih keras. Terutama latihan fisik.
Memang, Marek Jonata terkenal membangun skuad Persib dengan latihan fisik yang keras.
Bagi Robby Darwis ketahanan fisik yang bagus menjadi modal untuk seorang pemain bertanding di lapangan. Soal teknik, itu akan ”mengikutinya”.
Hari demi hari Robby Darwis giat berlatih. Namun begitu, dia belum dapat posisi bermain.
”Saya waktu itu belum dapat posisi,” ujarnya. ”Pokoknya disuruh latihan we... latihan yang rajin,” ujar Si Bima, julukannya.
Dari Lembang, kata Robby Darwis, sudah ada seniornya, Ade Mulyono, yang lebih dulu bermain untuk Persib.
”Dia senior,” ujarnya.
Kemudian, saat Robby Darwis masuk tim senior Persib, dia pun bermain bersama Ade Mulyono.
Bersama Persib, saat menjadi kapten tim, Robby Darwis membawa Persib menjadi juara Perserikatan 1993/1994 dan Juara Liga Indonesia 1994/1995.
Saat merebut gelar juara Liga Indonesia pertama, Robby Darwis memimpin skuad Pangeran Biru menghadapi Petrokimia Putra pada 30 Juli 1995.
Pada 30 Juli 1995, tim asuhan Indra Thohir tersebut ditantang Petrokimia Putra di partai final. Stadion Utama Senayan Jakarta menjadi saksinya. Tak kurang dari 120 ribu suporter hadir di sana, baik bobotoh maupun pendukung Petrokimia.
Dilansir dari situs Persib, saat itu, Persib tampil tenang dan berhati-hati sejak peluit kick off dibunyikan.
Kendati begitu pertandingan tetap berlangsung seru karena Petrokimia juga sesekali memberikan ancaman ke gawang Anwar Sanusi. Namun, babak pertama harus berakhir dengan skor kaca mata.
Di babak kedua, intensitas serangan Persib semakin meningkat. Akhirnya, gol yang ditunggu-tunggu pun datang juga. Pada menit ke-76, sontekan Sutiono Lamso setelah menerima umpan Yusuf Bachtiar tak mampu dihalau penjaga gawang Petrokimia yang dikawal Darryl Sinnerine.
Skor 1-0 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan dan Persib pun tampil sebagai juara.