Tak beda jauh dengan Moggi, mantan direktur Leonardo juga mengecam keputusan Gerry Cardinale menyingkirkan legenda Milan tersebut.
Menurutnya, pemilik baru AC Milan tidak memahami budaya dan nilai yang diwariskan Maldini di Milanello.
“Seperti yang dikatakan Ancelotti, pemecatannya adalah kurangnya budaya, rasa hormat bahkan terhadap nilai-nilai olahraga,” kata Leonardo kepada Corriere della Sera.
“Dan bagi para suporter AC Milan, itu adalah kurangnya penghargaan, karena Maldini adalah Milan. Keputusan ini menimbulkan ketidakpuasan,” lanjutnya dikutip dari SempreMilan.
Mantan direktur ini kemudian membeberkan fakta bersama Maldini nilai AC Milan naik empat kali lipat sejak era Elliot mengambil alih dari kepemilikan China.
“Dalam dua tahun terakhir, Milan meraih Scudetto dan mencapai semifinal Liga Champions,” ulasnya.
“Selama lebih dari satu dekade klub belum pernah menutup laporan keuangannya dengan meriah keuntungan dan sekarang akan melakukannya,” jelasnya.
“Belum lagi nilai keseluruhan Milan telah meningkat empat kali lipat sejak Elliott mengambil alih dari Tiongkok hingga saat ini,” bebernya.
Ia juga menolak anggapan Presiden Milan Paolo Scaroni yang mengatakan pemecatan Maldini tak akan berdampak terhadap pemain.
“Pentingnya hubungan pribadi dalam pertumbuhan seorang pemain seperti Leao atau Tonali diremehkan. Reaksi di media sosial adalah buktinya,” terangnya.
“Jelas bahwa para pemain bingung dan bertanya pada diri sendiri: 'Jika mereka melakukan ini pada Paolo Maldini, apa yang akan mereka lakukan dengan saya?'” paparnya.
Leonardo juga membantah Cardinale memecat Maldini karena akan menggunakan perekrutan pemain berdasarkan data algoritma yang dikenal dengan istilah “Moneyball”.
“Tampaknya hal baru adalah membeli pemain melalui angka dan algoritme, tetapi metodologi ini selalu digunakan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan ketika saya di sana,” ungkapnya.
Mantan pemain Brasil ini juga menolak anggapan bahwa Maldini ingin kekuasan penuh untuk menentukan pemain mana yang akan direkrut.
“Seperti saya pada saat itu, Maldini tidak memiliki kekuatan tanda tangan. Dia tidak bangun di pagi hari dan membeli pemain sendiri. Pembelian pemain selalu merupakan hasil dari keputusan bersama,” pungkasnya.